Postingan

Featured

FNAF ORIGIN STORY - PART 1: Henry and Afton

Gambar
(a/n This story is inspired by the game franchise: Five Nights at Freddy's, specifically FNAF 1-6) Fredbear's Family Diner was a small pizzeria with a really advanced technology, which was animatronics. It was solely created by an engineer called Henry.  It was a simple life for him: Having his own small business, so he can still feed himself and his little daughter, Charlotte, but also still can work on his passion: Robotics. It was a perfect idea because making robots alone couldn't make him enough money. William Afton saw this wonderful idea and knew the business potential of these animatronics. He was also an engineer but he was always better in business side compared to Henry, as the later was always the genius one. William proposed a  expansion of Henry's pizzeria and they both made a deal. A new franchise was born called Freddy Fazbear's Pizza. It was a massive success! William was so good at what he did that he made a deal with a local TV station...

Cig

Aku benar-benar tidak mau melakukannya, apalagi sampai menyakiti hatimu, aku benar-benar gila, berteriak-teriak di ujung dunia yang gelap, di kota antah berantah, terhalang sampai tak dapat cahaya, dan tidak ada yang bisa menyelamatkanku, bahkan berteriak tidak membuatku bahagia, tidak ada yang membuatku bahagia, aku mau mati saja, aku mau mengakhiri ini semua, aku hanya ingin duduk santai di pekarangan rumah, menikmati sepoi angin malam, sambil minum sesuatu yang dingin dan manis, aku ingin lari ke dunia mimpi, di mana tidak ada yang bisa membangunkanku, namun kematian hanya membuatku bangun ke neraka yang berbeda, ujung dunia yang sama-sama gelap, ketika laki-laki lain di luar sana menghisap sesuatu ke paru-parunya, kukira tidak merokok membuatku lebih baik dari mereka, tetapi tidak, aku juga parasit hitam yang menggigit sakit dan menghisap darah, aku tidak bahagia, tetapi juga tidak membahagiakan, hitam, kelam, tanpa asap rokok, menjijikan.

Cerita Cinta Masa Kuliah Part 1: VG dan RH

Sejak kecil aku sudah suka banyak cewek. Biasanya, setiap naik kelas atau pindah ke tempat baru, ada satu cewek yang kutaksir. Namun karena aku pemalu, jangankan kudekati, ku ajak ngobrol saja tidak berani. Cerita cintaku dari kecil sampai SMA banyak terselip di postingan-postingan lainnya (cari label: Cerita Masa Kecilku). Kali ini, aku akan menceritakan cerita cintaku dimulai sejak masa kuliah. Cewek pertama yang kusuka waktu kuliah berinisial VG. Dia adalah teman sekelasku. Waktu itu aku baru saja diterima di kampus kedokteran jalur undangan (tanpa tes), tepatnya di kelas A. Sudah bisa dipastikan VG adalah anak yg cerdas.  VG adalah cewek chinese yang putih, kecil, rambutnya relatif pendek, dan kacamata. Dia kelihatannya baik. Sayangnya aku tidak berada di circle-nya doi jadi aku tidak pernah melakukan interaksi apapun dengannya. Sepertinya pernah ada yang bertanya padaku apakah aku lagi naksir seseorang dan nama VG kusebutkan. Aku lupa siapa yang bertanya, dan dari situ pun tid...

Apakah Film Harus Bermoral? | Opini

Film adalah karya seni. Siapapun boleh dong membuat karya seni? Setelah membaca judul di atas, sekarang pertanyaannya adalah:  Apakah orang jahat boleh membuat film? Apakah anak nakal tidak boleh membuat film? Apakah penjahat tidak boleh membuat suatu karya? Bukan berarti, ketika kita tidak setuju dengan muatan dalam sebuah film, lantas sang sineas tidak boleh berkarya lagi selamanya. Kembali lagi, film adalah karya seni. Penilaian kualitas sebuah karya seni akan selalu subyektif. Tidak ada yang namanya selera filmnya 'jelek', yang ada selera filmnya 'berbeda'. Kemudian apa yang terjadi jika sebuah film mengajarkan hal-hal yang secara mayoritas dinilai "buruk" di masyarakat. Apa yang akan terjadi jika film-film "bobrok" tayang di berbagai layar lebar di Indonesia? Apakah salah? Haruskah negara membatasi film apa yang boleh tayang dan film apa yang tidak boleh tayang? Sejauh ini, Indonesia mempunyai lembaga sensor untuk menyaring film yang tayang di I...

Catatan Seorang Pengangguran - Blog

Beberapa minggu yang lalu saya resign dari sebuah pekerjaan dengan gaji 10 jutja/bulan. Selain karena tidak nyaman, pekerjaan tersebut membuat saya jauh dari keluarga besar. Saya takut ketika nanti istri hamil dan tidak bersama ibunya, tidak ada yang bisa mengurus istri saya. Saya pun meninggalkan pekerjaan tersebut dan pindah ke kota asal istri saya. Awalnya, ayah sang istri (mertua) merekomendasikan saya ke sebuah pemilik bisnis. Karena miskomunikasi antara mertua dan saya, saya kira saya akan dipekerjakan di bidang manajerial. Ternyata, setelah pindah kota dan bertemu dengan sang pemilik bisnis, saya jadi tahu bahwa sang pemilik bisnis ini ingin saya “bermitra” dengannya. Saya ditawarkan untuk menjalankan salah satu usahanya yang tidak jalan, tanpa gaji tetap. Prospek income per bulan saya di sana di bawah 5 juta. Karena merasa nominal tersebut tidak cukup untuk kebutuhan saya dan istri, serta karena saya belum siap mental untuk shifting menjadi seorang wirausahawan, tawaran terse...

Unlikely.

Gambar
Gelap langit malam terlihat melalui jendela kamar. Bintang tampak jarang bersinar. Ketika jendela dibuka, dinginnya terasa sampai menusuk sela rusukku, ruang kosong yang diambil untuk seseorang. Entah siapa. Entah penting atau tidak. Aku duduk di atas kasur. Memeluk guling di bawah selimut. Tidak bisa tidur. Padahal besok adalah hari pertamaku sebagai anak SMA. Masih kecil, tapi besar. Masih muda, tapi diharapkan bersikap dewasa. Usia yang membingungkan.  Banyak hal terlintas di benakku. Seolah otakku dilempari berbagai macam sampah oleh fans penonton konser yang marah kepada band kesayangannya. Berisik. Dan seolah semakin berisik ketika aku beranjak dewasa. Semakin berisik ketika ayah dan ibu berpisah. Semakin berisik ketika aku berhasil diterima di sekolah yang akan kudatangi esok nanti. Di luar jendela masih gelap dingin. Bahkan pohon di depan kamar tidak terlihat. Ketika kuambil gelasku, tiba-tiba muncul cahaya yang tidak biasa. Satu bintang di langit berkedip terang. Diam terg...

Last Meal | Blog

What meals would I crave for my last time before I die? At first, I'm thinking maybe my favorite dish recently, which is Sei Sapi. I really love the vegetable on it. I don't know what it is but I love the taste and the texture of it. It's so crunchy. Plus you combine it with the meat and rice. It's just perfect if it's well done. The first time I ate it was when I was in a train from Surabaya to Bandung. And I've fallen in love ever since! Second, I'd love to have a Crab with Sweet and Sour Sauce.  Crab is one of a few seafood that I like because I don't like seafood in general. I wish it to be soft with some savory sauce. That would be heaven. My first experience tasting it was in Makassar. It was actually just a stew crab but it was freaking delicious and soft. For the third, I'm gonna brought up stupid little dish from my childhood. My father used to make it for me. It's Overcooked   Indomie Goreng Original with Broccoli . When my father made ...

5 Alasan Mengapa Tepat Membesarkan Anak di Jaman Sekarang

Gambar
Apakah tepat membesarkan anak di jaman sekarang? Ataukah childfree adalah keputusan yang lebih cocok untuk para pengantin muda? Ada beberapa alasan yang membuat kita sebagai calon orang tua seharusnya tidak takut untuk membesarkan anak di jaman sekarang, yaitu sebagai berikut: 1. Menghargai Perbedaan  Jaman sekarang manusia menjadi lebih menyadari banyaknya perbedaan di dunia. Mulai dari perbedaan kulit, ras, agama, bahasa, sampai orientasi seksual. Perlahan-lahan orang mulai sadar bahwa perbedaan tersebut tidak membuat satu pihak mendapatkan perlakuan yang lebih rendah daripada pihak lainnya. Jaman sekarang orang kulit hitam berhak sukses, orang disabilitas tidak dibully, dan orang gay tidak akan dikeroyok oleh massa. Kalau perbedaan ekstrim saja sudah mulai ditoleransi, maka perbedaan kecil seharusnya tidak akan menjadi masalah di masyarakat. Dunia pun akan seharusnya akan semakin aman. 2. Kesadaran akan Kesehatan Mental Kesehatan mental sudah bukan lagi menjadi hal y...

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Dilema Asian Value dan Human Rights by ahn Tulisan ini didasari dari viralnya video kedatangan Pandji Pragiwaksono di Podcast Total Politik pada video Youtube yang berjudul 'Pandji Pragiwaksono Kaget Sama Jurus Andalan Prabowo?' Penulis resah dengan situasi Pemilu Presiden dan Wapres 2024 kemarin. Mengapa? Karena adanya praktik politik dinasti, yang menurut Arie Putra (host Total Politik), dianggap sebagai  'asian value' dan ' human rights'. Pada dasarnya, memang telah menjadi hak asasi bagi siapapun di Indonesia untuk maju menjadi pejabat politik. Namun tentunya, bukan itu yang menjadi perhatian Pandji ketika bertanya kepada Arie dan Budi (co-host Total Politik).  Politik dinasti tidak seharusnya terjadi ketika Joko Widodo sedang menjabat sebagai Presiden RI. Tidak seharusnya anaknya, Gibran, maju sebagai Walikota Solo, atau bahkan sampai menjadi Cawapres RI. Hal itu jelas tidak etis. Mengapa? Karena takut adanya konflik kepentingan. Apalagi jika hal ini dilaku...