Unlikely.
Gelap langit malam terlihat melalui jendela kamar. Bintang tampak jarang bersinar. Ketika jendela dibuka, dinginnya terasa sampai menusuk sela rusukku, ruang kosong yang diambil untuk seseorang. Entah siapa. Entah penting atau tidak.
Aku duduk di atas kasur. Memeluk guling di bawah selimut. Tidak bisa tidur. Padahal besok adalah hari pertamaku sebagai anak SMA. Masih kecil, tapi besar. Masih muda, tapi diharapkan bersikap dewasa. Usia yang membingungkan.
Banyak hal terlintas di benakku. Seolah otakku dilempari berbagai macam sampah oleh fans penonton konser yang marah kepada band kesayangannya. Berisik. Dan seolah semakin berisik ketika aku beranjak dewasa. Semakin berisik ketika ayah dan ibu berpisah. Semakin berisik ketika aku berhasil diterima di sekolah yang akan kudatangi esok nanti.
Di luar jendela masih gelap dingin. Bahkan pohon di depan kamar tidak terlihat. Ketika kuambil gelasku, tiba-tiba muncul cahaya yang tidak biasa. Satu bintang di langit berkedip terang. Diam tergantung di atas sana.
Walaupun tidak jatuh, bolehkah ku berdoa. Ada satu hal yang melintas di hatiku malam ini. Aku ingin.... Teman. Satu saja. Menemani kesendirian ini. Entah berupa manusia atau malaikat. Bintang, bisakah kau mengirimkannya padaku? Satu saja. Amin.
Mataku pun tertutup lelap. Sang bintang jatuh dari tempatnya.
Bagus banget 🩷💕
BalasHapus