Cerita Masa Kecilku 7: Pacar Pertama | Blog
Saat naik ke kelas 8, aku mendaftar ikut OSIS. Aku pun diterima di Seksi Agama. Aku mengikuti outbond di luar kota dengan mereka. Aku juga diwajibkan untuk mengikuti Paskibra. Walaupun dulu aku sering pingsan saat apel SD, aku berusaha kuat. Aku pun menjadi mahir gerakan baris berbaris. Aku juga ingat waktu itu tubuhku tiba-tiba jauh lebih tinggi dibandingkan setahun sebelumnya. Suaraku juga mulai berubah.
Sebagai anak OSIS, aku mengikuti pelatihan mengenai HIV/AIDS. Di sana aku belajar dari mana saja penyakit seksual bisa menular.
Di luar itu, aku mengikuti ekstrakulikuler untuk olimpiade matematika. Namun bimbingan sewaktu itu tidak terlalu bagus sehingga kami tidak lulus ketika ada seleksi tingkat kota.
Selain olimpiade matematika, aku juga mengikuti ekstrakulikuler futsal karena fomo. Namun karena aku tidak jago, aku pun jarang sekali turun ke lapangan. Hampir tidak pernah.
Sehari-hari pun aku sering pergi ke perpustakaan. Biasanya aku pergi sekolah diantar ayah/ibuku naik mobil. Sepulang sekolah, ibuku membayar salah satu OB sekolah untuk mengantarku pulang sekolah naik motor. Aku ingat sebulan sekali aku mampir untuk membeli majalah film sebelum pulang ke rumah. Aku juga ingat bahwa helm yang kubeli seringkali hilang saat kutitipkan di pos satpam.
Aku masuk ke kelas 8E yang beberapa dari mereka adalah anak nakal berbadan besar. Namun aku lebih akrab dengan anak-anak dari kelas 8F karena saat kelas 7 kami satu kelas.
Di kelas, aku selalu duduk di bangku tepat di depan meja guru. Di sebelahku duduk seorang anak orang kaya yang sangat passionate dengan sejarah internasionalnya. Namanya Dicky.
Di belakang kami ada dua perempuan. Satunya adalah cewek gemuk yang berlatar belakang dari keluarga tidak berada. Hal itu terdengar dari cara bicaranya. Satunya sendiri adalah seorang anak cewek ceria berambut ikal. Namun kami berempat cukup dekat, apalagi karena selama setahun kami selalu bersama.
Saat itu, selain jamannya chatting, kami juga belajar texting. Aku suka mengirim pesan ke nomor acak, yaitu nomor hapeku lalu diganti satu angka. Aku menjadi lebih pede mengajak orang berkenalan karena tidak bertemu langsung. Secara umum, aku berharap bisa ngobrol dengan cewek seumuranku.
Aku tidak terlalu aktif OSIS karena aku minder dengan anggota lainnya. Mereka jauh lebih tinggi dan pede, sedangkan aku merasa cupu dan tidak asik.
Namun dibandingkan saat kelas 7, kali ini aku masuk rangking 5 besar saat lulus kelas 8. Aku cukup bangga dengan hal tersebut karena itu semua hasil kerja kerasku sendiri. Setelah naik kelas, aku mulai iseng-iseng texting dengan temanku yang berambut ikal. Setelah beberapa waktu, akhirnya aku pun mengajaknya jadian lewat SMS. Dia menerimanya. Itulah pertama kalinya aku resmi punya pacar pertama.
Pada suatu malam, ketika aku dan adikku sudah tidur, orang tuaku bertengkar hebat. Mereka hampir memutuskan untuk pisah rumah. Aku pun bangun untuk melerai mereka. Aku berteriak marah supaya mereka dengar. Aku membujuk mereka satu-satu. Aku mengajak ngomong mereka berdua, bergantian. Aku meminta mereka untuk saling memaafkan dan mengurungkan niat untuk berpisah. Aku mengingatkan mereka bahwa adikku masih kecil dan masih butuh mereka berdua. Akhirnya, sejak malam itu, orang tuaku tidak pernah berpikir untuk berpisah kembali.
Cerita cintaku sendiri tidak berlangsung dengan baik. Saat kelas 9, kami berbeda kelas. Aku hanya menemuinya 1-2x. Dia pun malu-malu saat itu. Akhirnya kami lebih aktif melalui SMS.
Pada suatu hari, ada cewek lain yang mengajakku kenalan lewat SMS. Aku pun tergoda untuk mendekatinya. Bahkan ketika dia minta dikirimin pulsa, aku pun membelikannya. Setelah beberapa hari, akhirnya terungkap bahwa cewek tersebut adalah seorang cowok teman suruhannya. Dia mau mengetesku apakah aku setia atau tidak. Setelah itu, kami putus nyambung, sampai akhirnya kami putus selamanya.
Aku mengira aku adalah anak baik-baik, tetapi sejak saat itu aku sadar bahwa aku juga bisa melakukan apa yang anak-anak nakal lainnya lakukan. Aku sadar itu tidak baik dan aku harus mengontrol diriku sendiri.
Komentar
Posting Komentar