From Sunset to Suicide - Opini

Share postingan ini buat temenmu yang punya pemikiran untuk bunuh diri 💙

'From SUNSET To SUICIDE'
oleh ahn
[TW suicidal and depression talk]

Selamat hari pencegahan bundir (bunuh diri) sedunia tanggal 10 September 2022 (ketika draft ini ditulis).

Hari ini aku memberikan hadiah berupa sebuah puisi berjudul 'After Sunset' (cek highlight instagram).

Kenapa? Karena aku merasa orang yang mau bundir itu seperti orang yang sedang mengira-ngira, "Apa sih yang akan terjadi setelah sunset?" 

Orang yang sudah lelah dengan kerasnya kehidupan di siang hari, pasti nungguin kapan nih malam datang? Capek, panas, berat, mau istirahat. 

Apalagi jika di siang hari terjadi hujan keras dan badai. Aku merasa, di benak mereka yang depresi, hidup terasa sekeras itu. 

Mengerikan, gelap, dan berisik. 

Padahal kita yang sehat tahu, walaupun hidup berat nggak serta merta lantas kita bunuh diri, ya kan?

Tapi alasan apa sih yang bisa kita katakan kepada mereka supaya tidak bundir?

Awalnya, aku kepikiran bahwa kita jangan menyerah. 

Tapi aku tidak yakin, kalau ditanya balik, "Memangnya kenapa tidak boleh menyerah? Emang siapa yang ngelarang? Ngapain ngurusin hidupku? Memangnya kamu siapa?" 

Apa karena sebagai manusia kita harus kuat?

Emang siapa yang memaksa mereka harus kuat? Kalau dia lemah kan urusan dia, kenapa harus dipaksa berubah jadi sesuatu yang bukan dirinya?

Aku pun bertanya sama diriku sendiri, "Kenapa aku tetap bertahan walaupun hidup itu keras?". 

Bagiku, seberat apapun hidup, sebenarnya ada indahnya juga.

"Bukankah setiap selesai hujan ada pelangi?" 

Karena aku tahu betapa indahnya pelangi, aku tidak ingin mereka melewatkannya.

"You're wondering what's after the sunset. After raining so hard... After that big storm in your life... So sad.
No, I'm not trying to say that we have to avoid the sunset. But after every storm there will be a rainbow, waiting for you. It's so magnificent, I don't want you to miss that!"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog