WHAT IF...? - Peter Parker Berminat dengan Psikologi, bukan Sains - Cerpen

WHAT IF...?
Peter Parker Berminat dengan Psikologi, bukan Sains

by ahn

Di realita ini, Peter Parker adalah murid yang sangat cerdas. Namun minatnya bukan terhadap IPA, melainkan terhadap psikologi.

Pada karya wisata sekolahnya ke sebuah pusat penelitian laba-laba, Peter dan Harry Osborn terlihat tidak antusias. Harry senang mendapat tugas dokumentasi karena ia bisa memamerkan hape barunya dengan kamera berkualitas di atas kamera digital. Sedangkan Peter yang pendiam hanya mengikutinya dari belakang.

Selama berkeliling, Peter berusaha berjalan dekat dengan Mary Jane, gadis berambut merah yang ia kagumi diam-diam. Pada suatu saat, Mary Jane kagum melihat sebuah laba-laba berwarna merah.
"Cantik sekali laba-laba yang ini!" serunya, lalu tanpa diduga ia menyikut Peter yang sedang berdiri di sampingnya,"Kamu tahu nggak ini jenis apa?"
Peter yang sedari tadi tidak mendengarkan ucapan gurunya tidak bisa menjawab, "Ah... Anu, itu..."
Tiba-tiba Flash Thomson mendorong Peter dengan badannya, "Peter mana tahu soal biologi? Ini laba-laba punggung merah. Asalnya dari Australia selatan, atau bisa juga ditemukan di padang gurun daerah Australia barat. Dia cukup terkenal dengan racunnya yang mematikan."
Peter minder mendengar Flash, teman sekelasnya yang memang anggota klub sains. Memang dia terkenal pintar, tetapi dia tidak ragu membuli siapapun termasuk Peter.

Tiba-tiba terdengar suara potretan kamera. Harry memotret ekspresi bengong Peter setelah didorong Flash. Peter kaget sekaligus marah, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. "Oops," kata Harry sambil menahan tawa.


Singkat cerita, salah satu laba-laba mutan yang kabur akhirnya mengigit Peter. Di rumah, tiba-tiba ia merasa fisiknya berubah menjadi lebih kuat. Tangannya pun menjadi lengket, sehingga Peter belajar untuk memanjat dinding dengan kekuatan barunya. Ia juga sadar bahwa ia bisa lompat sangat tinggi.

Namun satu hal yang membedakan Peter Parker di universe ini, dia tidak bisa membuat jaring laba-laba.

Suatu malam saat Peter keluar membuang sampah, ia melihat Mary Jane yang juga merupakan tetangganya, keluar dari rumahnya sambil berteriak kepada orang tuanya.
Peter yang simpatetik dan pintar memahami perasaan orang, akhirnya mencoba menghibur Mary Jane. Dia memberikan nasihat yang sangat menyentuh Mary Jane, bahkan sampai membuat MJ menangis di depannya, hanya terhalang oleh pagar kayu yang membatasi halaman belakang mereka berdua.

Malam itu sangat bermakna bagi MJ karena akhirnya ada orang yang benar-benar bisa memahaminya. Peter dan MJ pun menjadi semakin dekat, terutama karena Peter tahu betul sifat MJ dan cara menghadapinya.


Karena Peter dan MJ semakin dekat, Flash membully mereka karena cemburu. Namun Peter berdiri dan mendorong Flash dengan badannya. Peter berkata dengan penuh emosi, "Jangan pernah menggangguku atau Mary Jane lagi, atau-"
"Atau apa?! Culun!" jawab Flash.
Peter melihat Flash dengan tatapan muak, "Aku tahu rahasiamu, Flash," katanya, "Kamu bertingkah paling pintar dan paling hebat karena orang tuamu tidak pernah mengakuimu. Ya kan? Terutama ibumu yang baru saja meninggal. Dia tidak pernah bangga padamu. Akui itu," kata Peter menggunakan ilmu psikologinya untuk mengatakan hal yang paling membuat Flash trauma.

Tentu saja, kata-kata tersebut sangat menusuk Flash, sehingga dengan lengannya yang besar Flash mencoba meninju wajah Peter. Namun spidey sense Peter membuatnya menghindar dengan mudah. Karena tidak kena, Flash semakin marah dan akhirnya ia pun berkelahi. Peter menghindari pukulan dan tendangannya sampai membuat Flash jatuh ke lantai.

Seorang guru melihat kerumunan tersebut dan akhirnya membawa Peter dan Flash ke ruangan kepala sekolah.


Pada suatu hari, Peter dan MJ berencana untuk berkencan pusat perbelanjaan. Di sana, mereka menikmati waktu berdua, sebelum tiba-tiba sekelebat bayangan menangkap MJ dari belakang dan berayun dengan jaring laba-laba ke langit-langit gedung. Sosok berkostum laba-laba merah-biru dengan rambut blonde keluar dari topengnya.

Polisi setempat datang, tetapi mereka tidak bisa menembak Spiderman tersebut karena membawa seorang sandera. Peter tahu bahwa hanya dia yang bisa mendekati sesosok Spiderman ini.

Akhirnya Peter memanjat dan loncat sangat tinggi sampai dia menempel di langit-langit gedung dekat dengan Spiderman.

"Hello, Peter," kata Spiderman misterius ini, "Kamu kenal suaraku?"
"Flash Thomson???" seru Peter yang akhirnya mengenali suara dan rambut yang tidak asing tersebut.

"Hahaha... Kamu kira kamu bisa mempermalukanku begitu saja di depan umum? Bagaimana kalau aku membuatmu merasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan MJ ketika kumenjatuhkannya dari atas sini?" tanya Flash.
"Tunggu, Flash... Tapi... Bagaimana bisa?"
"Ah, kekuatan ini? Aku tidak bodoh, Peter. Aku tahu bocah culun sepertimu tidak mungkin bisa mengalahkanku semudah itu. Mengingat ada laba-laba yang kabur, pasti kekuatanmu ada hubungannya dengan hal tersebut. Akhirnya aku kembali ke laboratorium tersebut dan berusaha mendekati laba-laba mutan tersebut. Awalnya aku tidak tahu apa yang kulakukan sampai ia menggigitku dengan sangat agresif. Singkat cerita, aku mendapatkan kekuatan ini."
"Dan jaring tersebut?" tanya Peter heran.
Flash pun menunjukkan web-shooter buatannya, "Sedikit tambahan dariku supaya aku tampak lebih mirip laba-laba. Butuh waktu berminggu-minggu untuk aku menemukan bahan yang pas untuk membuat jaring sekuat ini," katanya bangga.

"Flash... Aku salah. Aku minta maaf. Tolong jangan lukai MJ. Plis. Kau boleh menghabisiku tapi jangan MJ. Ini salahku, bukan salah MJ," Peter memohon.
"Tidak, Peter, kamu telah melukai perasaanku dan mempermalukanku di depan orang lain. Ini saatnya kamu merasakan bagaimana rasanya malu dan gagal," ujar Flash.
"Gagal, maksudmu?"
"Gagal menangkap pacarmu," kata Flash sebelum ia melepas MJ dari genggamannya.

"Aaaaaaaa....!" MJ jatuh dan berteriak. Peter dengan segera mendorong pijakannya dan meluncur untuk menyelamatkan pacarnya. Namun Flash menembakkan jaringnya sampai membuat Peter terperangkap tak bisa bergerak.

Peter pun gagal menyelamatkan MJ. Saking malunya, ia kabur dari tempat tersebut sambil menutupi mukanya. Flash pun puas melihatnya.


Berhari-hari kemudian, Peter membuat kostum Spiderman-nya sendiri dan berniat untuk membalaskan dendamnya terhadap Flash.

MJ yang berakhir lumpuh putus dengan Peter.

Peter dan Flash mengalami duel yang sangat hebat di atas gedung pada malam hari, yang akhirnya dimenangkan oleh Peter. Flash jatuh kepala duluan sampai ia pingsan. Ia menghancurkan web-shooter Flash dan melempar tubuhnya ke kantor polisi. Flash pun dipenjara atas kekacauan yang dilakukannya di Mall.

Namun dendam tidak membuat Peter puas. Kehilangan MJ membuatnya frustasi. Ia pun menjadi gila. Peter dirawat di rumah sakit jiwa dengan kostum Spiderman dan berimajinasi bisa menembakkan jaring laba-laba.

Peter yang paling tahu soal isi kepala manusia, ironisnya, tidak bisa mengobati isi kepalanya sendiri.


TAMAT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog