Ada Apa Dengan Cinta 2021 - Cerpen
Heni.
Akhir-akhir ini dia sering sekali memposting selfie di Instagram-nya.
Aku tidak bisa tidak melihatnya. Aku tidak bisa tidak me-like postingannya. 'Setiap' postingannya. Aku bahkan selalu mengomentari betapa manisnya dia. Atau hanya bercanda dengannya. Apapun ku katakan asal ku bisa berbincang dengannya.
Aku hanya ingin ia tahu aku ada. Aku hanya ingin dia tahu aku akan selalu ada untuk dirinya.
Iri rasanya aku kepada pria yang pernah masuk ke dalam hatinya. Rasanya hatiku ingin berteriak, "Apa sih yang mereka punya aku tidak?" Walaupun aku sudah tahu jelas jawabannya.
Aku perempuan, mereka bukan.
Aku iri dengan para pria yang berani mendekatinya.
Mereka terlihat wajar mengajaknya berbicara... Flirting... PDKT... Memberikan sinyal padanya. Tapi apa yang bisa kulakukan?
Kubuka gambar terbaru yang baru saja dia posting. Aku tersenyum sendiri.
Lucu ya? Sudah kugandeng tangan perempuan ini. Sudah kupeluk dia. Bahkan kata 'cinta' pun telah terucap. Tapi semua itu tidak berarti apa-apa.
Apa aku yang meminta terlalu banyak? Apa lagi yang aku mau? Aku hanya seorang gadis dengan jantung yang berdegup kencang setiap ada kehadirannya. Apakah itu salah?
Aku merasa salah sebagai seorang lesbian. Bukan karena banyak yang menentang. Namun karena aku sangat ingin mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya padanya.
Aku tahu itu salah.
Aku tahu aku akan merusak persahabatan kita. Semuanya akan canggung. Tidak akan lagi sama. Mungkin dia akan merasa jijik mengingat secara fisik aku telah terlalu dekat dengannya. Mungkin ia akan takut. Mungkin ia akan mengira aku selama ini mengambil keuntungan darinya.
Ku pencet kembali simbol hati yang tadi sudah ku tekan, mengembalikannya tanpa jejak.
"Bagaimana jika dia mengiyakan perasaanku?" tanyaku pada diriku sendiri.
Salahku aku berkhayal memeluknya dengan perasaan yang berbeda. Berjalan di pinggir pantai sambil menikmati matahari terbenam. Menikmati tubuhnya yang indah sambil memamerkan bikini terbaikku kepadanya.
Aku luluh akan wajah manisnya. Aku luluh atas kemurnian hatinya. Aku luluh atas mimpi-mimpinya yang selalu membuatku bersemangat. Ingin kurangkul segala masalahnya. Ingin seka air matanya. Ingin ku selalu berada di dekatnya. Aku tak tahan menjalani hubungan ini mengetahui bahwa suatu hari seorang pria akan menggantikan tempatku di sampingnya.
Salahkah aku jika ingin kucium bibirnya karena dia sangat indah? Salahkah aku jika aku ingin memberikannya cinta? Cinta yang tulus. Cinta yang nyata. Cinta yang terlepas dari aturan dan norma yang dibuat manusia. Bukan cinta yang dibuat-buat.
Aku menutup Instagramku dan beralih ke Whatsapp.
"Hen, Sabtu ini keluar yuk. Mau nggak? Udah kangen nih sama kamu," adalah chat yang baru saja kukirim tanpa pikir panjang.
Setelah beberapa menit pun sebuah nama muncul di hapeku: Heni.
"Nggak bisa, Cinta, kan masih pandemi," balasnya sambil mengucap namaku.
Aku terdiam membacanya.
Iya, memang tidak bisa.
Tidak akan bisa.
Komentar
Posting Komentar