Snow White and The Fairest of Them All - Cerpen
Gue baru aja nonton Snow White (1937) untuk pertama kalinya.
Dan bagus banget! Terutama untuk sebuah film animasi panjang pertama dari Disney, yang pada masanya, masih menggunakan teknik seadanya. Sayangnya, film ini sendiri banyak menuai kritik mengenai betapa konservatifnya perspektif terhadap perempuan dalam dunia sosial.
Walaupun begitu, gue akan menceritakan ulang plot Snow White dengan penyesuaian yang gue buat.
Snow White and The Fairest of Them All
by Andika Hilman
Pada suatu masa, ada sebuah kerajaan kecil di tengah hutan belantara. Kerajaan ini terkenal dengan seorang ratu yang cantiknya luar biasa. Tidak ada perempuan yang mampu menandingi kecantikannya. Semua pria maupun wanita, mengakui kecantikan Sang Ratu.
Sang Ratu telah ditinggal mati oleh Sang Raja. Hanya ada satu orang yang menemaninya tinggal di kastil tersebut, seorang pembantu bernama Snow White.
"Magic mirror on the wall," kata Sang Ratu kepada cermin ajaibnya, "Who's the fairest of them all?"
"Semua orang tahu kecantikanmu, Wahai Ratu," balas Sang Cermin, "Namun ada seorang pembantu yang kecantikannya tidak bisa ditutupi oleh baju compang-camping atau penampilannya yang sederhana. Dia adalah Princess Snow White...."
Yang orang tidak tahu, Snow White adalah anak tiri dari Sang Ratu. Ia seharusnya menjadi putri kerajaan, mendampingi Sang Ratu. Namun, Sang Ratu sengaja memberikannya baju dan pekerjaan yang tidak layak karena hanya dia yang tahu, jika Snow White menjadi putri kerajaan, Sang Ratu tidak lagi menjadi wanita paling cantik di seluruh dunia.
Walaupun sudah sangat cantik, keegoisannya membuat Sang Ratu tidak ingin ada satu wanita pun yang menandingi kecantikannya.
Seperti pada pagi biasanya, Snow White sedang menyapu halaman kastil yang ia tinggali. Kulitnya yang putih bagai salju tak terlihat karena debu yang menyelimutinya.
Ia adalah seorang putri yang lembut dan baik hati. Ia sangat ramah kepada siapa saja. Snow White bisa berteman dengan siapapun dan ia bisa melihat kebaikan di hati setiap orang.
Bahkan binatang-binatang di hutan bisa merasakan kelembutan hatinya. Ketika Snow White bernyanyi, para burung datang menemani.
Sayangnya, Snow White yang baru beranjak dewasa merasa galau akhir-akhir ini. Dia sedang dekat dengan seorang pangeran dari kerajaan sebelah. Pangeran tersebut sering datang menghampiri Snow White. Ia sangat tulus menjalin hubungan dengan Snow White walaupun ia hanyalah seorang pembantu. Pangeran tersebut tidak menilai Snow White dari kecantikannya, tetapi ia bisa melihat kelembutan hatinya.
Hal tersebut membuat Snow White semakin kagum terhadap pangeran tersebut.
Pada suatu hari, Sang Pangeran datang untuk bernyanyi kepada Snow White. Sang Pangeran berdiri di bawah menara, bernyanyi untung Snow White. Ia pun malu-malu masuk ke kamarnya. Snow White mengecup salah satu paruh burung yang ada di jendela dan membiarkannya terbang ke bawah menemui Sang Pangeran, yang kemudian juga mencium balik paruh burung tersebut. Snow White pun diam-diam mabuk kepayang.
Ia tahu ia sedang jatuh cinta.
Namun mungkinkan seorang pelayan istana seperti dirinya bisa hidup bersama seorang pangeran? Bahkan, mungkinkah ia menikah suatu hari nanti? Snow White pun menyalahkan dirinya sendiri, mengapa ia harus merasakan cinta yang tidak mungkin terjadi ini?
***
Sang Ratu muak
Semakin ia membuat Snow White tampak jelek, Cermin Ajaib tetap berkata bahwa Princess Snow White-lah yang paling cantik. The fairest of them all.
Sang Ratu tidak mau mengakui, bahwa seumur hidupnya, ia akan selalu tetap menjadi yang nomor 2. Ia merasa kalah.
Akhirnya, ia merasa tidak ada cara lain. Sang Ratu menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Snow White di tengah hutan. Sebagai bukti, ia ingin jantung Snow White dimasukkan ke dalam sebuah peti dan dipersembahkan padanya.
Namun singkat cerita, Sang Pembunuh Bayaran tidak tega membunuh Snow White karena kebaikan hatinya. Ia pun memasukkan jantung babi kepada Sang Ratu sebagai gantinya.
"Magic mirror on the wall," kata Sang Ratu kepada cermin ajaibnya, "Now who's the fairest of them all?"
Sang Cermin masih memberikan jawaban yang sama: Snow White. Di situlah ia tahu, bahwa Sang Pembunuh telah membohonginya. Sang Ratu murka!
Dan di balik kekacauan itu semua, Snow White kabur ke hutan belantara sendirian.
***
Pada awalnya, kebaikan hati dan kecantikan Snow White membuatnya bisa bertahan hidup di hutan. Mengapa? Karena semua binatang dengan suka rela membantunya. Ia bahkan diterima untuk tinggal bersama dengan 7 sosok kurcaci.
Awalnya mereka semua hidup bahagia. Setiap mau berangkat bekerja, Snow White selalu mencium kening mereka satu-satu. Doc, Sneezy, Happy, Bashful, Sleepy, Grumpy, dan yang terakhir Dopey.
Dopey ini adalah satu-satunya kurcaci yang tidak bisa ngomong. Dia yang paling muda dan paling polos. Ketika mau dicium Snow White, dia selalu menyodorkan bibirnya. Namun Snow White mencium keningnya. Dopey pun masuk lagi ke rumah dan keluar seolah-olah dia belum dicium. Ia kembali menyodorkan bibirnya. Akhirnya Snow White tertawa dan mencium keningnya lagi. Dopey pun masuk lagi dan terus menyodorkan bibirnya. Begitu terus, sampai Snow White menyuruh Dopey mengejar kurcaci-kurcaci lainnya yang telah berangkat duluan.
Namun, hari demi hari, bulan demi bulan pun berlalu...
Snow White tidak menyangka bahwa hidupnya harus berakhir di gubuk tua seperti ini. Semakin lama, ia tidak tahan hidup bersama binatang-binatang liar dan 7 kurcaci pria yang sering bikin keributan.
Snow White teringat Sang Pangeran. Semakin pupuslah harapannya menikahi Pangeran karena tidak mungkin Snow White keluar dari persembunyiannya ini. Ia takut ditangkap dan dibunuh oleh Sang Ratu. Hal itu semakin membuatnya takut dan frustasi.
Sikap Snow White pun perlahan berubah.
Binatang yang biasanya membantunya mengurus rumah kini sering ia marahi ketika melakukan kesalahan. Walaupun hanya kesalahan kecil.
Para Kurcaci pun kena dampaknya. Snow White semakin tegas dengan hidup mereka yang tidak rapi. Ia sering memarahi sikap Para Kurcaci tersebut.
Ia kesal dengan keadaan hidupnya yang sekarang. Ia putus asa. Kini kehidupan cintanya hanyalah tinggal kenangan.
Sifat baiknya perlahan sirna.
Nyanyian Snow White pun kini tak terdengar.
***
Di kastil, Sang Ratu telah menyerah.
Ia tidak tahu lagi cara mengalahkan kecantikan Snow White.
Untuk terakhir kalinya, Sang Ratu bertanya kepada Cermin ajaib."Magic mirror on the wall, who's the fairest of them all?"
Sang Cermin pun menjawab, "Kaulah yang paling cantik saat ini, Wahai Ratuku."
Sang Ratu kaget mendengar jawaban itu. Ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Snow White. Mungkin sudah mati, pikirnya. Ia pun sangat berbahagia. Sang Ratu merayakannya dengan penuh suka cita.
Akhirnya kini dialah wanita nomor 1 di seluruh dunia!
***
Pada suatu hari, Sang Pangeran yang suka mengembara, menemukan sebuah rumah kecil di tengah hutan. Di situ ia menemukan pujaan hatinya yang telah lama menghilang.
Snow White pun melihat Sang Pangeran. Karena tidak tahu harus berbuat apa, ia lari masuk ke dalam rumah. "Tunggu!" teriak Sang Pangeran. Jantung Snow White berdegup kencang. Ia tidak menyangka Sang Pangeran telah menemukannya.
Namun ia ingat bahwa, jangankan tinggal di istana, kini ia bukanlah siapa-siapa.
Snow White mengintip dari jendela. Sang Pangeran turun dari kudanya dan menghampiri rumah tersebut. Ia tidak tahu harus bagaimana. Snow White kesal!
Sang Pangeran mengetok pintu dan Snow White membukanya.
"Kamu... Ingatkah kau kepadaku?" tanya Sang Pangeran.
"Apa maumu datang ke sini?!" tanya Snow White galak.
"Aku mencarimu ke mana-mana. Akhirnya, kini aku menemukanmu-"
"Ya, menemukanku di gubuk tua jelek ini," potong Snow White, "Sebaiknya kau pergi saja dari sini!"
"Apakah kau lupa cinta kita yang dulu? Apakah sudah tidak ada lagi cinta di antara kita?" tanya Sang Pangeran.
Snow White tidak menjawab.
"Apakah karena aku seorang pangeran maka kau tidak mau menerima cintaku? Baik, kalau perlu akan kuyakinkan seluruh orang di Istana supaya mereka bisa menerimamu."
Snow White tidak tahu harus bagaimana. Ia sendiri tidak paham dengan apa yang ia rasakan. Hatinya hanya dipenuhi dengan kekesalan, keputusasaan, dan amarah.
"Bolehkah aku mencintaimu?" tanya Pangeran lagi. Snow White melihat bibir pangeran yang dulu pernah mencium paruh burung yang ia juga cium.
"Baik, aku akan menjawabnya. Tutup matamu," kata Snow White.
Snow White memandang bibir itu... Baginya, ini adalah sebuah keajaiban bahwa Sang Pangeran menemukannya di sini. Apakah memang sudah saatnya ia menerima cinta Sang Pangeran dan menciumnya?
Sang Pangeran menunggu jawaban Snow White. 10 detik berlalu... 30 detik... 1 menit... Dan akhirnya setelah sekian lama, Sang Pangeran membuka matanya. Pintu di hadapannya telah tertutup rapat.
Snow White tidak keluar dari rumahnya.
***
Malam itu, Snow White menangis di dalam kamarnya. Tujuh kurcaci dan seluruh hewan resah mendengarnya. Mereka pun mendatangi Snow White untuk menghiburnya.
Snow White menyadari bahwa mereka semua masih setia bersamanya.
"Maafkan aku..." kata Snow White sambil menangis, "Aku telah jahat pada kalian semua. Aku telah menyakiti hati kalian. Aku telah mengkhianati kesetiaan kalian. Aku tidak menyangka kalian semua masih di sini untuk menghiburku. Maafkan aku..."
Para Kurcaci bersikap lapang dada terhadap Snow White. Mereka tahu, Snow White tetaplah Snow White. Mereka telah menerima wanita itu apa adanya, seolah bagian dari keluarga
Snow White pun menceritakan apa yang ia telah lakukan kepada Pangeran. Mereka semua menghiburnya supaya tidak terlalu sedih.
"Terima kasih semua... Aku berjanji, aku tidak akan memarahi kalian lagi tanpa alasan yang jelas. Aku berjanji akan kembali menjadi diriku yang sebenarnya," kata Snow White dengan lembut, sebelum mereka semua mendekat dan berpelukan.
***
"Magic mirror on the wall..."
Di kastil, Sang Ratu kaget karena Cermin Ajaib merubah jawabannya. "...Snow White," katanya.
Sang Ratu sadar bahwa ternyata Snow White masih hidup. "Tidak ada cara lain. Aku harus membunuhnya dengan tanganku sendiri," kata Sang Ratu.
Dengan sihir dan ramuannya, ia pun berubah menjadi nenek yang jelek dan buruk rupa. Ia pun mengoleskan ramuan beracun pada sebuah apel. Ia berencana untuk menyamar di depan Snow White dan membuatnya menggigit apel ini.
"Yang bisa mematahkan mantra ini hanyalah ciuman dari cinta pertama. Hah, tapi aku tidak perlu takut! Mereka akan mengubur Snow White sebelum ada yang menciumnya! Hahahaha!"
***
"Hati-hati di rumah ya. Ingat, waspadai jika ada penyihir datang ke hutan ini," itulah nasihat Para Kurcaci kepada Snow White setiap sebelum pergi bekerja.
Pagi Snow White pun berjalan seperti biasa. Ia memasak kue dan mengurus rumah. Ia masih sedikit galau karena telah menolak Sang Pangeran. Namun kali ini dia merasa lebih kuat karena dia mempunyai banyak teman di sekelilingnya.
Namun tiba-tiba ada seorang nenek lusuh datang ke rumahnya. Singkat cerita, Snow White kasihan dengan keadaan nenek tersebut. Ia memberinya minum dan berniat membantunya dengan membeli apel yang ia bawa. Para binatang punya firasat buruk, tetapi Snow White tetap bersikeras untuk membantu nenek tersebut.
Tidak ada yang bisa mengalahkan kebaikan hati Snow White.
"Karena kau telah baik kepadaku, aku akan beri kau satu rahasia. Ini bukan sembarang apel. Apel ini bisa mewujudkan satu keinginanmu," kata nenek tersebut, "Apakah kau punya keinginan, Wahai Wanita Cantik?"
"Ya... Aku... Ingin menikah dengan seorang pangeran."
"Hanya satu gigitan saja! Maka keinginanmu akan terkabulkan."
Snow White meneteskan air mata. Ia tidak menyangka bahwa ada kemungkinan, bahwa cintanya akan kembali kepadanya lagi.
Ia pun mengigit apel tersebut.
"Bruk!" Ia jatuh ke lantai. Snow White mati suri.
Ketika Sang Nenek alias Sang Ratu ingin kabur dari rumah tersebut, Para Kurcaci langsung datang dan mengejarnya. Mereka mengejarnya sampai ke bukit yang paling tinggi. Namun akhirnya Sang Ratu terpeleset dan mati atas kejahatannya sendiri.
***
Sang Pangeran kembali ke rumah kurcaci, tetapi semua orang sedang menangis hari itu. "Apa yang terjadi?"
Ia melihat Para Kurcaci melingkari Snow White yang sedang tidak sadarkan diri. Ia menceritakan soal kejadian Nenek Sihir kepada Pangeran. Sang Kurcaci tidak tahu harus melakukan apa. "Baik, mari kita lakukan penguburan yang layak," kata Pangeran.
Tanah sudah digali. Semua sudah siap. Pangeran melihat Snow White untuk terakhir kalinya. Sebelum menggendong Snow White, Sang Pangeran pun memberikan satu kecupan kepadanya.
Sang Pangeran mencium keningnya.
Para kurcaci menangis melihat itu semua. Namun tiba-tiba ada suara asing yang mencoba berbicara sambil terbata-bata. "Bbu... Bbukan-" Dopey berbicara!
"Bbu... Bbukan kening.... Bbi... Bbibir.... Ccin.... Ccinta sse- jati...." kata Dopey.
Doc pun menjelaskan kebiasaan Snow White mencium kening para kurcaci setiap pagi. "Mungkin maksud Dopey adalah... Karena Snow White sangat mencintaimu, ia pantas mendapat ciuman yang lebih spesial darimu," jelasnya pada Pangeran.
Pangeran melihat wajah Snow White, "Snow White, terima kasih atas segala cinta kasih yang telah kau berikan pada kami. Terutama padaku. You were always the fairest of them all..."
Sang Pangeran pun mengecup bibir Sang Putri.
Snow White pun terbangun dari tidur panjangnya.
Semua Kurcaci kaget dan teriak berbahagia, termasuk Sang Pangeran. Mereka menceritakan kepada Snow White apa yang baru saja terjadi. Snow White pun bangkit dan memberanikan lagi mencium Pangeran. Ia tidak mau lagi melewatkan cintanya.
Akhirnya, Pangeran membawa Snow White pergi ke istananya.
...and they lived happily ever after.
Komentar
Posting Komentar