After Moon - Luka

After moon.

Kadang kita terlalu nyaman dengan seseorang, sampai kita meluapkan marah kita terhadap orang tersebut. Kita tidak marah pada teman-teman kita ataupun orang asing di luar sana, tetapi justru kita marah kepada orang tersayang. Kita sudah terlalu nyaman dengannya. Kita sudah menganggapnya separuh dari jiwa kita, bagian dari hidup kita, sehingga emosi itu meluap begitu saja di hadapannya. Sesungguhnya kita marah kepada diri kita sendiri. Sesungguhnya yang ingin kita bentak adalah diri kita sendiri.

Sayangnya dia juga manusia. Dia juga punya perasaan dan sakit hati mendengar kata-kata pedas yang keluar dari mulut kita. Dia tetaplah manusia yang bisa terluka. Mungkin karena itu orang bilang cinta itu menyakitkan. Terkadang kita tidak tahu batas antara cinta dan benci. Memang kita benci saat marah dengannya, tetapi bukan berarti kita tidak cinta. Justru semakin kuat cinta kita, semakin besar juga benci yang dapat kita tunjukkan padanya, kebencian yang selama ini kita tutup-tutupi dari orang lain. Kita benci dia karena kita merasa nyaman. Kita merasa aman.

Cinta dan benci tidak berada dalam dua kutub yang berbeda. Kita bisa mencintai dan membenci orang dalam waktu yang bersamaan. Lawan dari cinta adalah ketidakpedulian. Di saat kita sudah tidak peduli lagi dengan seseorang, di saat itulah cinta mulai memudar. Namun hal itu pun wajar. Cinta bukanlah hal yang bisa terus dipertahankan. Terkadang komitmen dan rasa saling percayalah yang menguatkan sebuah hubungan.

Minta maaflah kepada orang yang tersayang. Sayangilah dia dan maafkanlah dia yang telah menyakitimu. Serta maafkanlah dirimu sendiri.

Jangan lepaskan cinta hanya karena kita tidak sedang merasakannya. Bulan akan selalu ada walau pagi sudah menjelang. Tunggulah sampai malam dan biarkan sinarnya menerangi cinta kita.

After moon.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog