Proyek #BulanBahasa Sudah Selesai!

Phew!

Dalam sebulan ini, setiap hari aku mem-posting tulisan di Instagram. Satu hari satu tulisan. Minimal 300 kata. Aku menamakan proyek ini #bulanbahasa, proyek yang kukerjakan sebagai bagian dari program kelas menulis dengan 'Class for Content Creators' (CFCC).

Kelas content writing ini diadakan eksklusif bagi tidak lebih dari 20 peserta. Tidak gratis lho! Jadi benar-benar eksklusif. Cerita bagaimana aku bisa tergabung dalam program ini akan kujelaskan setelah ini, tapi intinya aku benar-benar beruntung mendapatkan pengalaman ini.

Kelas ini dipandu oleh Irfantoni Listiawan, seorang penulis dari penulis.id. Beberapa tulisannya dimuat di koran Tempo, jadi lumayan meyakinkanlah…! Fasilitas yang diberikan adalah 1 hari kelas offline dan 30 hari kelas intensif terkait menulis. Harganya pun tidak murah, 250.000 rupiah/orang. Harga yang tidak mungkin kubayar untuk sekedar ilmu tulis-menulis. Lho, terus bagaimana aku bisa tergabung di sini?

Kebetulan yang Membahagiakan
Ceritanya, dalam suatu jadwal bimbingan bedah, aku dan kelompokku bertemu dengan dr. Niko, Sp.BTKV(K). Beliau ini adalah pemilik start-up tingkat nasional berbasis Unair yang bernama ‘Vascular Indonesia’. Malam itu saat kami menemani beliau operasi, dr. Niko bertanya apakah dari kami ada yang bisa menulis. Entah kenapa aku sangat bersemangat merespon waktu itu. Kalian tahu kan kalau tahun ini resolusiku adalah fokus terhadap dunia finansial. Dr. Niko yang membahas doctorpreneurship menarik perhatianku. Nah, akhirnya ketika mulai membahas soal kepenulisan, aku menjadi semakin bersemangat.

Ternyata beliau mencari seorang penulis konten untuk website-nya.

Aku ingat betul, pukul 19.00 malam itu, aku pulang dengan status sebagai penulis resmi dari ‘Vascular Indonesia’. Beberapa hari setelah itu, beliau mempunyai kegiatan di luar kota dan mengundangku untuk bergabung bersamanya. Semangatku yang masih berapi-api membuatku mengiyakan tawaran tersebut tanpa membuatnya bertanya dua kali.

Kami pun melakukan perjalanan malam ke Tretes. Di sana aku mendengar banyak cerita dari beliau. Aku mendengarkannya dengan antusias. Pada suatu momen, beliau mendapatkan info mengenai kelas menulis konten di Whatsapp. Dr. Niko langsung menawarkanku dan salah satu anggota ‘Vascular Indonesia’ lain untuk mengikuti kelas tersebut, dia yang bayar. Aku sih iya-iya saja kalau gratis. Hehe… Kelas itu dimulai keesokan harinya dan saat itu kami pulang jam 23.00 malam.

Mengapa aku tertarik dengan ‘Vascular Indonesia’ milik dr. Niko? Sejujurnya, aku tahu itu adalah sebuah bisnis kecil yang masih berkembang. Namun setidaknya ia sudah punya nama, branding, rekam jejak, SDM, serta sistem modal yang jelas. Berkaitan dengan resolusi tahun baruku yang ingin ‘melek secara finansial’, tidak kusia-siakan kesempatan untuk bergabung dengan bisnis yang sudah berjalan. Aku telah banyak belajar hal baru mengenai bisnis dan lelah rasanya membangun branding sendirian.

Aku tidak hanya ingin belajar lebih dalam mengenai bisnis, tapi memang sudah saatnya aku bergabung dengan sesuatu yang lebih besar dari bisnis online-ku sekarang.

Dengan bahagia (dan agak mengantuk), aku pun bernagkat ke kelas offline CFCC keesokan paginya.

Ternyata menyenangkan juga!

Kembali ke Dunia Kepenulisan
Menyenangkan sekali terjun dalam bidang yang kita suka dan menyebutnya sebagai ‘pekerjaan’. Aku menulis dan dibayar! Ini adalah mimpiku seumur hidup.

Dalam kelas itu, kami belajar mengenai hal-hal basic mengenai kepenulisan. Mulai dari bagaimana menulis konten yang rapi, padat, menarik, sampai workshop kecil mengenai penerapan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam tulisna kita. Sebagai titipan dr. Niko, aku bertanya banyak mengenai konten kesehatan apa saja yang bisa ditulis untuk website ‘Vascular Indonesia’. Walau sangat mengantuk, aku berusah untuk tetap antusias.

Menurutku, hal yang paling menyenangkan selain menambah teman baru dan mengisi kekosongan dengan kegiatan yang bermanfaat, aku akhirnya kembali ke dunia kepenulisan setelah sekian lama. Roller coaster karirku dalam dunia tulis menulis mengantarku kembali ke bidang ini. Mulai dari seorang juara kompetisi menulis saat SD, dipuji oleh guru Bahasa Indonesia saat SMA, menjadi reporter kampus, menerbitkan berbagai buku cerpen antologi, penulis skenario film, penulis fanfiction dengan puluhan ribu views, akhirnya aku kembali menjadi seorang penulis dalam sebuah start-up berbasis kedokteran. Mungkin memang takdir kali ya?

Setelah kelas 1 hari yang cukup berkesan, aku dengan semangat mengikuti kelas intensif CFCC. Aku tahu bahwa salah satu kunci dari tulisan yang bagus adalah banyak latihan. Dalam kelas online ini, kami diminta untuk menulis satu artikel/hari minimal 300 kata. Aku memutuskan untuk memuat tulisanku di Instagram.

Aku mencoba menulis berbagai style dan tema. Aku berusaha benar-benar memanfaat kesempatan ini untuk melatih dan melihat sampai mana batas kemampuanku dalam menulis. Aku sudah sering menulis fiksi yang sastrawi dan bebas. Bagaimana kira-kira rasanya menulis sesuatu yang informatif dan menarik bagi orang banyak?

Dari 30 tulisan, aku merasa cukup bisa bertahan dengan baik. Sejauh ini aku sudah menulis 26/30 tulisan tersebut. Sayangnya memang, kesulitan terbesarku adalah waktu dan energi yang terkuras oleh DM-ku. Terkadang aku juga mengalami penurunan minat yang cukup mempengaruhi konsistensiku dalam menulis, meski aku tetap belajar banyak di tengah segala kendala tersebut.

Berikut adalah beberapa karya yang sudah kutulis untuk proyek #bulanbahasa-ku dan sedikit penjelasannya:

3 Cara Unik untuk Mempertahankan Kaki Cantik
Ini adalah tulisan pertamaku dalam kelas menulis ini, ditulis pada 1 hari kelas offline. Isinya sangat “kedokteran”, tentang bagaimana caranya agar terhindar dari varises. Sejauh ini, tulisan ini paling banyak mendapatkan perhatian (views).

Sun: Why Do We Have to Follow Them?
Tulisan pertamaku untuk kelas intensif, anehnya, mengenai astrologi.

Hampa
‘Hampa’ berkisah tentang penerimaan terhadap kenyataan bahwa kadang hidup kita ini tidak selalu membahagiakan. Memang saat menulis, aku sedikit merasa hampa. Tidak sedih, tetapi tidak bahagia. Aku ingin bersyukur malam itu karena kehampaan bukanlah hal yang buruk.

Adakah Masa Depan Surealisme pada Perfilman Indonesia?
Masuk hari ke-3, aku mulai berani menulis mengenai apa yang kusuka: seni dan perfilman! Isinya tentang beberapa hal mengenai genre surealisme. Judulnya keren, tapi hal itu hanyalah alasan untuk membicarakan tentang surealisme secara umum.

Islam Menyuruh Kita Membunuh Cicak: Apa Dasarnya?
Menyesuaikan dengan keyword harian yang diberikan, aku menulis sebuah artikel Islami yang jarang ditulis orang. Bahkan aku baru tahu mengenai hukum membunuh cicak dalam Islam hari itu!

Bagaimana sih Rasanya Masuk Ravenclaw?
Ini adalah tulisanku yang paling seru! Aku mengandaikan dunia kedokteranku sebagai para siswa Ravenclaw yang pintar dan ambisius. Aku ingin memberitahu orang pengalamnku berada di antara mereka. Aku menyadari bahwa tipe konten yang paling orang sukai adalah mengenai kehidupanku sebagai dokter/mahasiswa kedokteran.

Hal yang Harus Kamu Ingat Ketika Membeli Rumah
Inti tulisan ini adalah aku sedang menjual rumahku. Ya, memang keluargaku berencana untuk pindah ke tempat lain yang lebih kecil dan murah. Beneran!

Kontemplasi Bunga dan Kebahagiaan
Pada hari tersebt, aku mencoba hal baru. Kali ini aku menulis sesuatu yang puitis. Sayangya, tulisanku yang sulit dipahami tersebut tidak mendapat sambutan yang meriah.

Lucu tapi Sehat Mental: Membedah Karakter dalam Film Joker
Kembali ke konten kedokteran, aku menggabungkan kesukaanku terhadap psikiater dengan film yang baru saja kutonton: Joker! Highly recommended, by the way.

Inisiatif Vascular Indonesia dalam Partisipasinya di Jatim Fair 2019
Artikel ini merupakan tugas dari dr. Niko.

10th Member: Haeju
Jadwal yang padat dan beban stres yang kualami sehari-hari membuat pikiranku buntu. Di satu sisi, dari dulu aku sangat ingin membahasa-Indonesiakan fanfiction-ku dan menerbitkannya suatu hari nanti. Aku pun menulis episode pertama dari kisah Haeju dan drama persahabatannya bersama Twice.

Aku tergelitik dengan perkataan seseorang tadi siang...
Diskusi online dengan CFCC hari itu mengilhami tulisan ini. Aku menulis sebuah statement mengenai buruknya edukasi kita mengenai konsep feminin dan maskulinitas. Sejak hari ini, aku jadi cukup tertarik untuk membaca lebih dalam mengenai topik tersebut.

10th Member: Haeju (2)
Lanjutan dari fiksi K-pop-ku. Aku senang sekali karena tulisan ini termasuk cukup populer di antara tulisanku yang lain.

Fiona Bukan Kucingku
Percobaan kedua menulis tulisan yang puitis. Hasilnya sama saja. Orang tetap tidak mengerti. Namun selalu menyenangkan untuk menggunakan bahasa misterius dan penuh pendalaman. Writing is a therapy, they say…

4 Tips untuk Mengatasi Kebosanan di Rumah
Di sini aku mencoba untuk menulis artikel berisi tips lagi, sama seperti tulisan ‘Kaki Cantik’ ku.

Pentingnya Edukasi Maskulinitas Bagi Anak Laki-Laki Sejak Dini
Konsen mengenai konsep maskulinitas dan hasil bacaanku selama berhari-hari menghasilkan tulisan ini. Aku senang karena orang tertarik untuk membacanya.

Apa sih Alasan Pasien Dirujuk oleh Dokternya
Aku kembali mencoba tulisan bertema kedokteran. Tulisan ini diilhami oleh pengalaman menemui orang awam yang kurang mengetahui seluk-beluk mengenai rujukan, di mana sang dokter terkadang tidak sempat untuk menjelaskan mengenai hal ini.

Mindset Entrepreneur Ayah Kaya Raya (Intisari Buku 'Rich Dad Poor Dad' oleh Robert T. Kiyosaki)
Akhirnya, aku membahas buku yang menginspirasiku untuk bersinggungan dengan dunia bisnis! Banyak kontemplasi yang kuhadapi sesaat dan setelah membaca buku ini. Mulai dari antusiasme dan sikap skeptik. Aku berharap banyak orang yang bisa terinspirasi dari konten buku ini.

"Semangat ya!" dan Berbagai Toxic Positivity Lainnya
Hal ini merupakan inside joke saat aku SMA. Aku baru tahu bahwa ada istilah mengenai ‘toxic positivity’. Topik yang cukup menarik, hmm…

10th Member: Haeju (4)
Tulisan ini ditulis untuk hari ke-19, tetapi berupa sebuah rapel karena aku melewatkan menulis hari itu. Aku melewatkan beberapa hari tidak menulis, tetapi aku tetap berusaha untuk mengerjakan tanggungan menulis. Aku berusaha untuk disiplin dalam kesempatan dalam kelas intensif yang, mungkin, tidak akan datang dua kali ini.

 Menjadi sosok yang sensitif, seorang seniman rentan menderita depresi...
Artikel dan diskusi mengenai dunia K-pop dan psikiater. Pada detik ini, aku mulai tahu tema apa saja yang paling nyaman untuk kubahas.

Perkiraan Cuaca Kota Surabaya Minggu ini (28 Oktober—2 November 2019)
Another attempt to write a new type of content. Kali ini aku menulis mengenai ramalan cuaca. Parah banget karena awalnya aku salah menulis tanggal! Haha…

22. #Pertanian (belum ditulis)

10th Member: Haeju (3)
Aku menulis mengenai kisah lama saat Haeju bermain ‘mafia’ dengan teman-temannya. Susah juga memampatkan kisah beribu-ribu kata tersebut menjadi 300 kata/postingan. Instagram membatasi caption kita hanya sampai 2200 karakter.

My First Piece of Cake
Ini adalah tulisan fanfiction pertamaku yang cukup, ehem, fluffy. Haeju ciuman sama Sana. Okay, that explains just enough. You can read the rest on my Instagram.

Twice x Cat
Salah satu kisah favoritku mengenai Haeju. Cerita paling simpel, tetapi cukup dinamis. Lucu dan hangat, sangat sesuai dengan tema besar kisah Haeju, yaitu persahabatan.

26. #Transportasi (belum ditulis)

Dance the Night Away
Cerita ini bukanlah hasil terjemahan dari series fanfiction-ku. Ini pertama kalinya aku mengarang sebuah fanfiksi dalam bahasa Indonesia. Masih kaku, tetapi menyenangkan juga!

28. #Olahraga (belum ditulis)

Lagi, Konslet Sebabkan Kebakaran di Dharmahusada
Ini adalah kisah sedih teman kelompokku yang menjadi korban kebakaran. Kisah nyata! 

Sana's Little Secret 
A more intense lesbian story aw aw!!!

Proyek #BulanBahasa Sudah Selesai!
Akhirnya sampai pada tulisan ini. Tulisan penutup untuk proyek yang panjang ini. Kenapa ‘phew’? Seperti yang kubilang di atas, proyek ini cukup menantang manajemen energi, waktu, mood, serta pikiran.

Aku sedih bahwa, dengan berakhirnya tulisan ini, mungkin aku tidak punya kesempatan untuk ‘memaksa’ diriku untuk berlatih menulis seperti ini lagi. Aku senang karena diberikan kesempatan untuk berlatih dan mendapatkan feedback mengenai apa yang kutulis. Bagi yang memang ingin terjun di dunia kepenulisan, aku sangat menyarankan untuk mengikuti kelas intensif semacam ini. Mau tidak mau, tulisan yang baik datang dari latihan yang sering.

Thank  you dr. Niko, Mas Irwan, Mbak Gita, Mas Bagus, serta semua teman-teman baruku di CFCC! Your existence means a lot for me…

Mungkin tulisan ini cukup panjang dan membosankan, tetapi bagiku pengalaman ini merupakan cerita yang sangat menyenangkan!

See you on my next project!

Komentar

  1. Menarik sekali tulisannya, Mas Andika! Terus menulis, ya! ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š Boleh juga mampir ke tulisan-tulisan saya di medium.com/fiksioma ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog