Mindset Entrepreneur Ayah Kaya Raya (Intisari Buku 'Rich Dad Poor Dad' oleh Robert T. Kiyosaki)
Ada perspektif baru bagi kalian
yang telah lelah bekerja!
Buku bisnis populer tahun 2002
milik Robert T. Kiyosaki berjudul ‘Rich
Dad Poor Dad’ telah menginspirasi banyak orang untuk berbisnis. Robert
memaparkan pengalamannya memiliki seorang ayah yang mengajarkannya cara
berpikir seorang jutawan. Sudut pandang yang, menariknya, berbeda jauh dengan
pendapat ayah Robert satunya yang pekerja keras tapi tetap miskin. Mindset seperti apakah kira-kira yang
diajarkan sang ayah kaya raya?
Secara umum, ayah Robert
mengelompokkan pekerjaan seseorang menjadi 4 kuadran. Di sebelah kiri atas ada Employee (E) dan di kiri bawah Specialist/Self-Employed (S), sedangkan di sebelah
kanan atas ada Businessman (B) dan
sebelah kanan bawah ada Investor (I).
Bagi ayah Robert, seorang jutawan adalah orang-orang yang ada di kuadran kanan.
Berada di kuadran kanan akan membuat seseorang memiliki kebebasan finansial.
Kuadaran B untuk Sang Pengusaha
Pada kuadran B, seseorang tidak
bekerja untuk uang. Melainkan uang akan bekerja untuk mereka. Seorang pebisnis
akan membangun suatu sistem usaha di mana sistem tersebut akan terus berjalan
secara otomatis dan menghasilkan uang untuk kita, bahkan ketika kita sedang
berlibur dan tidak bekerja. Untuk membayangkan hal ini, bayangkan Henry Wang, founder ‘Chatime’ yang konternya sedang booming dan bisa ditemukan di setiap
sudut mall Indonesia. Kerja yang dilakukan Henry Wang hanyalah membuat brand-nya terkenal dan membuat sistem
sehingga ‘Chatime’ bisa dibuka di berbagai negara. Manager dan bawahan-bawahan Henry akan berusaha mempromosikan
produk tersebut, mengurusi administrasi bisnis tersebut, membuat desain, dan
berbagai hal lainnya. Sedangkan kerja Henry sendiri sudah dengan membangun bisnisnya sedemikian rupa sehingga ‘Chatime’ memiliki potensi untuk
berkembang semakin membesar. Henry tidak perlu menjaga konter ‘Chatime’ lagi,
ia bisa duduk di rumah dan uang tetap mengalir ke rekeningnya.
Kuadran I untuk para Investor
Pada kuadran I, seseorang tidak perlu membangun sebuah bisnis. Ia hanya perlu menginvestasikan uangnya dengan “membeli” suatu aset yang akan menghasilkan uang sendiri untuk dirinya. Bayangkan Henry Wang yang sudah kaya raya karena ‘Chatime’-nya, kini dia punya terlalu banyak uang dan ia tidak mau uangnya habis hanya untuk dibelanjakan. Maka apa yang akan Henry lakukan? Henry menginvestasikan uangnya untuk membeli berbagai aset yang dapat menghasilkan uang. Mungkin ia tidak langsung kembali modal, tetapi hal tersebut daripada uangnya habis sama sekali.
Pada kuadran I, seseorang tidak perlu membangun sebuah bisnis. Ia hanya perlu menginvestasikan uangnya dengan “membeli” suatu aset yang akan menghasilkan uang sendiri untuk dirinya. Bayangkan Henry Wang yang sudah kaya raya karena ‘Chatime’-nya, kini dia punya terlalu banyak uang dan ia tidak mau uangnya habis hanya untuk dibelanjakan. Maka apa yang akan Henry lakukan? Henry menginvestasikan uangnya untuk membeli berbagai aset yang dapat menghasilkan uang. Mungkin ia tidak langsung kembali modal, tetapi hal tersebut daripada uangnya habis sama sekali.
Kuadran E untuk Para Pekerja
Pada kuadran E, seseorang
mendapatkan uang dari pekerjaan yang ia lakukan. Ia digaji berdasarkan lama
bekerja, seberapa baik dia bekerja, dan lain sebagainya. Orang di kuadran E
harus menghabiskan waktu dan tenaganya demi uang. Sekali ia berhenti, ia tidak
akan mendapatkan gaji tersebut. Bayangkan ini sebagai salah satu karyawan Henry
yang kabur dari kerjaannya karena ia membangun bisnisnya sendiri. Henry tidak
akan menggajinya selama karyawan tersebut tidak mau bekerja untuknya.
Kuadran S untuk Si Spesialis
Pada kuadran S, kita adalah bos
bagi diri kita sendiri. Tidak ada yang menggaji kita. Kita membuka usaha kita
sendiri dengan berbagai keahlian yang kita miliki. Bayangkan karyawan Henry
yang kabur tersebut akhirnya membuka stand
minumannya sendiri tepat di samping stand
milik Henry. Merk minuman baru ini cukup menarik dan rasanya enak, sehingga
bisa lebih laku dari ‘Chatime’ di tempat itu. Namun siang malam sang
karyawan harus memikirkan bagaimana caranya untuk mempromosikan produk
tersebut, mengurusi administrasi bisnis tersebut, membuat desain, dan berbagai
hal lainnya untuk mengalahkan bisnis Henry. Memang tidak ada yang menggajinya,
tetapi ia pun tidak bisa santai meninggalkan bisnis barunya tersebut. Ia tidak
bebas secara finansial.
Di satu sisi, menjadi orang di
kuadran E tidak perlu berpikir keras untuk mempertahankan usahanya. Ia hanya perlu
bekerja dan langsung digaji oleh Henry, sang pebisnis dari kuadran B dan I.
Robert
mensugesti kita untuk berpindah dari kuadran E dan S menuju ke kuadran B dan I
bukan supaya kita kaya raya, tetapi agar kita bisa terbebas secara finansial.
Tertarikah anda?
Komentar
Posting Komentar