Dead Serious

Aku hanya ingin mewujudkan satu hal.

Derajat

Ibuku ingin masuk aku kedokteran karena dia pikir kedokteran itu keren. Dokter itu terhormat. Tidak ada jurusan lain yang lebih baik daripada kedokteran. Derajat. Dia mencari derajat.

Pada tahun 2020, begitu aku lulus dari DM, seorang dokter spesialis insyaallah akan memberiku salah satu bisnisnya. Aku kan menjadi CEO barunya. Bisnis sudah berjalan 2 tahun, bukan hal baru, serta pangkat yang kudapat tidak main-main. Brand-nya sudah ada. SDM-nya ada dan sponsornya ada. Hanya tinggal dibangun supaya bisa menjadi mesin pencetak uang yang hebat.

Derajat.

Aku dapat.

Tapi kenapa sekarang ibuku meminta hal lain. Dia kini tidak peduli sama nasibku di kedokteran. Sekarang dia mau aku berubah jadi orang lain. Seolah-oleh semua perjuanganku tidak dihitung.

Berusaha untuk lulus kedokteran tidaklah mudah. Stres. Penuh tekanan. Banyak hal yang harus kukorbankan, salah satunya adalah hatiku yang lembut. Aku harus siap siaga, dingin, dan tidak mudah kasihan sama orang karena hal itu menghalangiku untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yan akug ada di kedokteran. Goblok memang sistem kedokteran, tapi mau diapa. Aku hanya berusaha beradaptasi. Ibuku tidak mau mengerti semua itu.

Pokoknya dia mau aku jadi lebih lembek dan rendah diri. Huh, dari dulu jadi orang kayak gitu. Terbukti aku gagal gara-gara aku terlalu lembek. SUSAH!!! Jadi orang baik itu susah.

Bertahun-tahun aku mengorbankan hidupku, karirku, kebahagiaanku semua demi menjalani kedokteran ini... Demi mewujudkan mimpi ibuku.... Ehh, tahu-tahu minta yang lain. Tidak dihargai apapun yang sudah kulakukan.

Aku salah lagi, salah lagi. Kenapa sih nggak mau ngerti?

Percuma aku bicarakan ini ke dia. SUDAH. Dan aku dianggpnya anak durhaka.
Padahal aku rela masuk neraka demi mewjudukan mimpinya.

I'm not joking.

I'm dead serious.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog