Mercury

Pikiran yang sejati adalah yang terus berpikir.


Dia yang tidak pintar, dunianya tidak pernah berhenti berputar. Karena banyak yang tidak ia tahu. Banyak yang bisa ia eksplorasi. 

Berbeda dengan dia yang jenius. Dunianya mati. Karena ketika dia tahu segalanya, segalanya menjadi tak punya makna. Selesai. Dia mencapai tepi dunia. Makanya dia menjadi nihilistik. Karena dia pintar. Karena sudah tahu segalanya. Dia belajar segalanya dengan cepat. Bahkan dia sudah tahu apa yang akan dia ketahui. Segalanya menjadi lebih mudah dipahami. Si bodoh butuh waktu untuk memahami satu hal. Maka dari itu hidupnya tidak pernah selesai. Ia terus mengeksplorasi satu ide untuk waktu yang lama. Dia 'butuh' waktu yang lama.

Dan di otaknya ada kekuatan mengeksplorasi. Mengapa pikiran sejati bukan kebenaran, melainkan eksplorasi? Maka dari itu pengetahuan adalah kutukan. Orang yang terus berpikir bukanlah orang yang bodoh. Orang yang bijak bukanlah yang mengerti, tetapi yang tidak akan pernah mengerti.

Maka dari itu fakta menjadi fiksi. Karena cerita tidak punya penjelasan, sekaligus punya segala makna di dalamnya. Bahkan ketika cerita tersebut tidak punya makna sama sekali.

Kisah yang indah adalah yang tidak pernah selesai. Ide yang sempurna adalah yang tidak pernah punya kesimpulan. Namun sayangnya tulisan ini harus berhenti di satu titik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog