Mobil

MOBIL
Cerpen oleh Andika Hilman


Mungkin aku tidak perlu khawatir dengan kehadirannya.....

Mungkin aku pun tidak perlu khawatir dengan ikatan pernikahan. Sama seperti malam ini, aku melihatnya memelukku. Aku melihatku memeluknya. Aku melihat wajahnya dekat sekali. Seorang wanita kurus berambut putih memakai baju tanpa lengan berwarna sama. Cantik. Dan aku merasakan cinta, kuat sekali.

Aku mengeluhkan cintanya yang masih tersesat. Namun kami bertemu. Namun kami sadar. Kami merasakannya, keberanian yang besar sekali. Kami tidak takut dengan ayah-ayah kami. Kami jatuh cinta pada sosok masing-masing. Menjemput kematian pun akan kami lakukan kalau diperlukan.

Tatapannya sayu, tetapi kuat. Pelukannya lemah, tetapi menopang. Sosoknya besar, tetapi tidak canggung kumemeluknya. Rambutnya pendek, tetapi penuh karakter. Wajahnya masih bersih, tetapi jiwanya dewasa. Aku mendapatkan masalah, malam itu, tapi kulakukan apapun untuk mengatasinya. Kehadirannya adalah kekuatan.

Yang kutahu aku belum bisa mengendarai mobil. Namun, malam itu, aku mengambil alih kursi pengemudi.

Dan yang ia tahu ia tidak suka dengan pria. Namun, malam itu, ia menerima cintaku.

Mungkin aku tidak perlu khawatir dengan kehilangan. Mungkin aku tidak perlu khawatir dengan penantian. Meski, malam itu, ada satu hal yang kutahu pasti........

Kami, sekali lagi, pernah tidak percaya cinta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog