Teruntuk Dina [PUISI]

Aku masih perawan
Karenanya tak ada nama kau temukan
Pada puisi yang selalu kuciptakan
Pada hatiku yang masih tak bertuan

Aku hanya selalu cinta pada refleksi
Pada dendang kata yang tersusun rapi
Pada kebebasan bodohku berekspresi
Karena kalau aku bicara orang tak mengerti

Padahal berbicara cinta selalu menawan
Oh iya, kukira puisi selalu dicari perempuan
Nyatanya kami tidak sama-sama menikmati
Yah, mungkin tidak jika sebuah nama belum terpatri

Karena katanya dalam puisi wanita merindu dipuji-puji.....
Katanya dalam puisi wanita merasa abadi.....

Teruntuk Dina.....
Momen kali ini memang buatku saja
Ada masa padaku cinta tak lagi fiksi
Namun kumasih milikmu sampai tiba hari nanti

Sampai kakakmu ini berhenti pada suatu hati......

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog