Dilema Cowok HAMPIR Homo!!! (A Confession)

Ya, kalian membacanya dengan benar. Dan ini cerita tentang aku. *Jengjengjeeeeeng

Di luar negeri terutama Amerika istilah 'gay' (sebelum pernikahan LGBT dilegalkan dan dunia heboh) tidak hanya mengacu kepada seorang pria yang terbukti suka dengan sesama pria. Pada penggunaan bahasa sehari-hari 'Gay' juga merujuk pada pria yang sangat tidak maskulin. Kalau di Indonesia mungkin lebih dikenal sebagai 'banci' atau 'cowok melambai'. Sedihnya kadang aku merasa seperti itu. Nggak kelihatan melambai sih soalnya dulu aku jarang ngomong dan cenderung pemalu. Tapi di dalam memang aku tidak semaskulin itu.....

Aku emang nggak terlalu "cowok". Dari kecil nggak suka main sepak bola main bareng temen-temen cowok. Nggak suka keluyuran. Nggak suka nonton acara anak-anak yang cowok banget, seperti power ranger, kamen rider ataupun ultraman. Bahkan dulu suka main boneka sampai bisa menginspirasi adik cewekku untuk menyukai boneka sampai sekarang, begitu juga dengan K-pop dan segala boyband cantiknya. Kalau nonton film pun aku lebih suka drama ataupun roman daripada film action. Dari dulu aku gampang banget nangis. PEKA. SENSITIF BANGET! Gampang ikut ngerasain apa yang orang rasain. Gampang tersinggung juga, kayak cewek banget! Sampai pernah dibilangin ayah kalau aku cowok tapi kok gampang ngambek. Aku inget banget... Dan aku mengakuinya. Ya, memang inilah aku. I love myself however I am!

Namun dulu aku sering banget merasa bersalah. Merasa bodoh dan lemah. Apalagi kalau udah bicara soal ngedeketin cewek. Aku parah minder banget! Jangankan jadi bad boy, jadi 'boy' aja udah susah! Hmm....

Aku sempat memutuskan untuk bodo amat. Pas jaman-jaman SMA (terutama) aku menjauh banget dari pergaulan. Temen-temenku terbatas. Aku nggak bisa terlalu dekat juga sama cewek, selain karena minder dengan ke-gay-anku, pendidikan yang kubawa saat bersekolah SD swasta seolah membuatku merasa berdosa kalau aku punya teman lawan jenis. Maka dari itu dari dulu aku pemurung banget.....

Lambat laun aku mulai membuka pikiranku ke banyak hal. Aku membaca hal-hal tentang bagaimana caranya menjadi pria idaman wanita. Aku juga membaca tentang perbedaan antara pria dan wanita. Banyak banget yang aku baca, mulai dari majalah ataupun buku-buku yang nggak jelas sumbernya sampai bacaan berat yang berbasis sains dan penelitian. Dari situ aku mulai sadar bahwa memang tidak semua cowok bisa jadi 'cowok'. Itu berarti aku tidak sendiri dan aku tidak abnormal!

Dalam ketertarikan mencari tahu mengenai pria dan wanita, suatu hari aku menonton acara Mario Teguh (btw I don't give a shit on his case with his ambiguous son, I still respect him until today). Ada satu kalimatnya yang aku inget banget sampai sekarang. Jadi ceritanya pada episode tersebut seorang cowok melambai bertanya pada Mario Teguh. Aku lupa apa pertanyaannya, yang jelas masalahnya berkaitan dengan sikap melambainya tersebut. Mario Teguh pun bilan bahwa dia udah sering punya teman-teman seperti cowok tersebut. Baginya kalau diciptakan cowok ya harus bersikap jantan. Dan tidak ada cara lain untuk berubah selain berusaha bersikap sebagaimana cowok seharusnya!

Dari situ aku terinspirasi banget! Aku sadar bahwa aku diciptain oleh Allah swt sebagai cowok. Alat genitaliaku cowok dan berdiri kalau lihat cewek. Kelaki-lakian itu sudah ada di dalam diriku! Tinggal bagaimana aku mengembangkannya aja... Semuanya terserah aku, mau jadi cowok atau mau jadi homo. Aku pun memutuskan untuk menjadi pribadi yang pantas buat istri dan anak-anakku di masa depan. I will be a man then I will be a good father!

Setelah sekian lama membiasakan diri akhirnya aku sedikit-sedikit sikapku mulai lebih cowok, mulai dari cara berjalan sampai cara menyikapi sesuatu. I'm trying to become a gentleman. Ada efek buruknya sih sedikit, yaitu kepekaanku jadinya malah mulai pudar. Tapi nggak apa-apa, mungkin memang ada beberapa hal yang harus dikorbankan. Yang jelas aku bangga menjadi cowok!

....walaupun belum seutuhnya :p
Cowok-cowok udik biasanya kabur kalo ketemu orang ngomong kayak gini! wkwkwk

By the way kalau bicara soal LGBT menurutku nggak ada orang yang namanya bertubuh cowok teatapi sebenarnya di dalam cewek. Mungkin seseorang tersebut feminin dan lebih terbiasa noleh pas ada cowok ganteng daripada pas ada cewek. Namun kita punya pilihan kok untuk berubah! Sama seperti kita punya pilihan untuk menjadi suka sesama jenis, kita juga punya pilihan untuk menuruti kodrat kita. Kalau aku bisa, semua orang pun bisa (meski dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda). Semangat deh pokoknya. Good luck!






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog