AKHIRNYA KETEMU JODOHKUUUU! Now What?
Beberapa hari yang lalu akhirnya aku bertemu dengan wanita yang (singkat cerita) aku yakin dan sudah jelas bahwa ia jodohku. Sekarang apa yang harus kulakukan?
1. SUDAH SIAPKAH?
Oke, detik ini aku berusia 21 tahun. Sama sekali tidak punya pekerjaan apalagi pengalaman kerja, belum lulus pula! Jadi yang pastinya belum bisa menafkahi siapapun, bahkan mungkin diriku sendiri (kalau tidak dari orang tua, yang itupun sangat terbatas).
Secara mental aku sih berani-berani aja bertemu dengan orang tuanya dia. Masalahnya aku tidak punya argumen yang jelas untuk "mengambil" anaknya untuk dijadikan istri. Masalah serupa juga muncul untuk meyakinkan orang tuaku sendiri bahwa aku siap untuk menikah. Mau bilang apa gue coba? Cinta?? Takut maksiat jadi mending nikah aja, gitu?? Lah mungkin mereka akan bilang,'Kan nafsunya tinggal ditahan? Beres". Kalaupun direstui berarti pernikahan kami (prosesnya maupun kehidupan setelahnya) bakalan 80% (kalau tidak mau bilang 100%) diurus oleh orang tua. Yaelah gue jadi anak kok seneng banget sih ngerepotin orang tua? Dan..... Kalaupun kawin lari, aku nggak tahu mau dan bisa lari ke mana. Mungkin aku bisa maksa cari kerja, tapi ya paling kerja apaan sih yang kudapat. Aku tahu cari kerja nggak gampang. Kalo akhirnya kuhidupi dia dengan gajiku yang seadanya berarti aku jahat banget dong! Mending kembaliin aja ke orang tuanya!
Terakhir, aku kok yakin banget secara psikologis udah siap mental? Sains membuktikan usia menikah ideal BUKANLAH usia 21 tahun (sumber: cari sendiri sana). Oke, itu sains. Kenyataannya kedewasaan tidak dinilai dari usia. Tapi pernah nggak sih pas masih usia 12 atau 16 tahun kamu merasa belum dewasa. Bukannya kita bawaannya sok tahu ya? Jangan-jangan walaupun sekarang aku merasa sudah dewasa, ternyata itu juga hasil kesotoyanku lagi!? Aku harus ingat bahwa dalam pernikahan tidak ada kata 'menyerah' atau 'nggak jadi'. Apapun yang terjadi ya lanjut!
But honestly I think I'm pretty smart, but I know I'm still immature. So......
Ngapain aku nikah kalo aku dan dia masih sama-sama bego. Ntar rumah tangganya jadi bego lagi! Belum ntar kalo punya anak. Belum kalo harus berurusan dengan berbagai tetek bengek rumah tangga. Hhhhh....!
2. SEX IS NOT A BAD THING, IS IT?
Aku senormal-normalnya lelaki normal, dalam artian aku suka cewek. Aku tidak punya kelanian ereksi sehingga wajar banget kalo aku 'turned on' pas ngelihat dia. Atau ketika lagi sama dia, apalagi ketika suasananya mendukung (sepi dan romantis). Pertanyaannya mau sampai kapan gue tahan anu gue kalo jaraknya dengan Mrs. V udah tinggal 1 meter (baca: pas duduk berduaan)??
Respect.
Aku nggak mau ambil resiko pacaran dengan mempertaruhkan kehormatannya. Kalau memang belum hakku aku nggak mau menyentuh, setidak mau aku melihat dia disentuh oleh orang lain. Ya ngapain juga jodoh gue disentuh-sentuh cowok lain, yang bukan saja cowok tsb bukan mahram doi, tetapi juga jelas dia nggak akan jadi siapa-siapa!? Respect, bro! Jangankan sentuh, kalau perlu aku nggak akan ambil hatinya sekarang kalau ia berjanji akan menjaga hatinya juga dari cowok lain! Tidak sampai dia legal bagiku dan aku sepenuhnya legal miliknya.
3. OKE, MASALAH AGAMA
Oke, aku Islam. Oke, dalam Islam berduaan saja (padahal nggak ngapa-ngapain) itu udah ditemenin setan. Oke, (kalo mau ekstrim) aku punya pilihan pindah agama, tapi setahuku (setahuku ya!) orang Kristiani dan Buddha yang taat juga tidak menggampangkan hubungan lawan jenis, semuanya harus resmi dan nafsu harus benar-benar dikontrol, meskipun sudah jelas saling cinta. Oke, jadi intinya nafsu nggak harus dituruti, entah itu dalam bentuk cinta atau apapun. Oke, lagipula udah banyak tulisan kayak gini di internet karena emang udah jelas. Oke.
4. KOK YAKIN KALO JODOH?
Oh iya, kalian kok nggak nanya kenapa di awal postingan ini aku kayak yakin banget kalo dia jodohku? Hmm... Kalau kalian nggak nanya sekarang aku yang nanya: Kenapa kamu yakin banget pacarmu (atau yg masih gebetan, ya ampun ini parah) itu jodohmu? Oke beberapa dari kalian SUDAH TAHU bahwa mungkin doi bukan jodohmu di masa depan. Lah terus ngapain menumbuhkan cinta ke dia??? Dia itu punya orang lain woi! Bojomu sing asli iku lho sing mestine enthuk tresnamu! Kasihan dong jodohmu sekarang (yang mungkin tidak tahu apa-apa) cuma dapat cintamu yang tinggal beberapa persen karena sudah habis di mantan!?
Kalaupun yakin itu jodoh, ya udah lepasin aja dulu kenapa? Takut amat! Biarkanlah dia tumbuh dulu.... Membenahi diri dulu.... Biar ntar kalo udah waktunya dia udah muantep, udah jadi suami yang bener-bener suamiable. Betul nggak? Kalo buat yang cowok, ya udahlah lepasin dulu, liat-liat dulu cewek lain mungkin ada yang lebih cakep! Wkwkwkwk
5. BUT SERIOUSLY!
Aku cowok 21 tahun dan (berdasarkan psikologi) karir bagi cowok itu penting banget. Aku tahu masih banyak yang mau kuraih! Aku masih belum mencapai puncak kejayaan dalam karir. Nyentuh garis start aja belum. Ya udah ngapain nambah beban kehidupan dulu? Karir dululah! Atau kalau lebih realistisnya... Kuliah dululah! Aku nggak bilang kalau mau nikah harus sukses dulu, tapi kalau masih bisa ditahan kenapa nggak? Yaaa 24 laaah paling cepet, atau 26 setidaknya. Mungkin 27 udah agak telat kalo jaman sekarang (?), tapi ya setidaknya nggak 21 juga kaaaan?
Sebagai muslim (telan ludah) juga masih ada tanggung jawab berdakwah kan? Yaudahlah dakwah aja dulu ke orang lain sebanyak-banyaknya! Kalo udah tiba waktunya baru ntar fokus dakwahin yang di rumah ^^
CINTA?
C'mon seriously!!! Cintamu yang banyak itu bisa dibagi-bagikan dulu ke orang yang lebih membutuhkan lho! Banyak anak yatim piatu kurang dapat cinta dari sosok orang tua. Anak disabilitas.... Fakir miskin.... Korban bencana yang kehilangan harta benda..... Atau jangan jauh-jauh deh! Orang tua dulu disayang mumpung belum nikah (ups)... Sahabat-sahabat juga mumpung masih bisa ketemu... Orang-orang di sekitar... Teman-teman yang kadang punya masalah dan nggak tahu mau cerita ke siapa akhirnya nulis blog (eh)... Aku yakin mereka punya cukup cinta dan perhatian juga buatku, buatmu. Kenapa ya kok susah banget lihat gajah padahal udah nongkrong di pelupuk mata kita?
6. TAPI TAPIII.....
Anyway, like I said before, I'm still immature so this post isn't precisely correct and still debatable. Yeah I admit it. Sejujur-jujurnya aku nggak peduli rek kamu mau pacaran mau kenthu pranikah atau mau jungkir balik di kap mobil, bodo amat. It's your life, your choice! Aku cuma berharap adik perempuanku tercinta, jodohku yang masih dirahasiakan Allah swt., serta generasi anak-anakku nanti sadar bahwa ada yang lebih penting dari sekedar cinta-cintaan. Cinta tidak harus selalu menang (uhuk maho uhuk!). Dan aku percaya dalam hidup ini ada hal-hal yang lebih penting dari sekedar bahagia. Aku berharap orang-orang di sekitar mereka bisa mewujudkan pola pikir seperti itu. Setidaknya lingkungan menyupport.
Setidaknya............
1. SUDAH SIAPKAH?
Oke, detik ini aku berusia 21 tahun. Sama sekali tidak punya pekerjaan apalagi pengalaman kerja, belum lulus pula! Jadi yang pastinya belum bisa menafkahi siapapun, bahkan mungkin diriku sendiri (kalau tidak dari orang tua, yang itupun sangat terbatas).
Secara mental aku sih berani-berani aja bertemu dengan orang tuanya dia. Masalahnya aku tidak punya argumen yang jelas untuk "mengambil" anaknya untuk dijadikan istri. Masalah serupa juga muncul untuk meyakinkan orang tuaku sendiri bahwa aku siap untuk menikah. Mau bilang apa gue coba? Cinta?? Takut maksiat jadi mending nikah aja, gitu?? Lah mungkin mereka akan bilang,'Kan nafsunya tinggal ditahan? Beres". Kalaupun direstui berarti pernikahan kami (prosesnya maupun kehidupan setelahnya) bakalan 80% (kalau tidak mau bilang 100%) diurus oleh orang tua. Yaelah gue jadi anak kok seneng banget sih ngerepotin orang tua? Dan..... Kalaupun kawin lari, aku nggak tahu mau dan bisa lari ke mana. Mungkin aku bisa maksa cari kerja, tapi ya paling kerja apaan sih yang kudapat. Aku tahu cari kerja nggak gampang. Kalo akhirnya kuhidupi dia dengan gajiku yang seadanya berarti aku jahat banget dong! Mending kembaliin aja ke orang tuanya!
Terakhir, aku kok yakin banget secara psikologis udah siap mental? Sains membuktikan usia menikah ideal BUKANLAH usia 21 tahun (sumber: cari sendiri sana). Oke, itu sains. Kenyataannya kedewasaan tidak dinilai dari usia. Tapi pernah nggak sih pas masih usia 12 atau 16 tahun kamu merasa belum dewasa. Bukannya kita bawaannya sok tahu ya? Jangan-jangan walaupun sekarang aku merasa sudah dewasa, ternyata itu juga hasil kesotoyanku lagi!? Aku harus ingat bahwa dalam pernikahan tidak ada kata 'menyerah' atau 'nggak jadi'. Apapun yang terjadi ya lanjut!
But honestly I think I'm pretty smart, but I know I'm still immature. So......
Ngapain aku nikah kalo aku dan dia masih sama-sama bego. Ntar rumah tangganya jadi bego lagi! Belum ntar kalo punya anak. Belum kalo harus berurusan dengan berbagai tetek bengek rumah tangga. Hhhhh....!
2. SEX IS NOT A BAD THING, IS IT?
Aku senormal-normalnya lelaki normal, dalam artian aku suka cewek. Aku tidak punya kelanian ereksi sehingga wajar banget kalo aku 'turned on' pas ngelihat dia. Atau ketika lagi sama dia, apalagi ketika suasananya mendukung (sepi dan romantis). Pertanyaannya mau sampai kapan gue tahan anu gue kalo jaraknya dengan Mrs. V udah tinggal 1 meter (baca: pas duduk berduaan)??
Respect.
Aku nggak mau ambil resiko pacaran dengan mempertaruhkan kehormatannya. Kalau memang belum hakku aku nggak mau menyentuh, setidak mau aku melihat dia disentuh oleh orang lain. Ya ngapain juga jodoh gue disentuh-sentuh cowok lain, yang bukan saja cowok tsb bukan mahram doi, tetapi juga jelas dia nggak akan jadi siapa-siapa!? Respect, bro! Jangankan sentuh, kalau perlu aku nggak akan ambil hatinya sekarang kalau ia berjanji akan menjaga hatinya juga dari cowok lain! Tidak sampai dia legal bagiku dan aku sepenuhnya legal miliknya.
3. OKE, MASALAH AGAMA
Oke, aku Islam. Oke, dalam Islam berduaan saja (padahal nggak ngapa-ngapain) itu udah ditemenin setan. Oke, (kalo mau ekstrim) aku punya pilihan pindah agama, tapi setahuku (setahuku ya!) orang Kristiani dan Buddha yang taat juga tidak menggampangkan hubungan lawan jenis, semuanya harus resmi dan nafsu harus benar-benar dikontrol, meskipun sudah jelas saling cinta. Oke, jadi intinya nafsu nggak harus dituruti, entah itu dalam bentuk cinta atau apapun. Oke, lagipula udah banyak tulisan kayak gini di internet karena emang udah jelas. Oke.
4. KOK YAKIN KALO JODOH?
Oh iya, kalian kok nggak nanya kenapa di awal postingan ini aku kayak yakin banget kalo dia jodohku? Hmm... Kalau kalian nggak nanya sekarang aku yang nanya: Kenapa kamu yakin banget pacarmu (atau yg masih gebetan, ya ampun ini parah) itu jodohmu? Oke beberapa dari kalian SUDAH TAHU bahwa mungkin doi bukan jodohmu di masa depan. Lah terus ngapain menumbuhkan cinta ke dia??? Dia itu punya orang lain woi! Bojomu sing asli iku lho sing mestine enthuk tresnamu! Kasihan dong jodohmu sekarang (yang mungkin tidak tahu apa-apa) cuma dapat cintamu yang tinggal beberapa persen karena sudah habis di mantan!?
Kalaupun yakin itu jodoh, ya udah lepasin aja dulu kenapa? Takut amat! Biarkanlah dia tumbuh dulu.... Membenahi diri dulu.... Biar ntar kalo udah waktunya dia udah muantep, udah jadi suami yang bener-bener suamiable. Betul nggak? Kalo buat yang cowok, ya udahlah lepasin dulu, liat-liat dulu cewek lain mungkin ada yang lebih cakep! Wkwkwkwk
5. BUT SERIOUSLY!
Aku cowok 21 tahun dan (berdasarkan psikologi) karir bagi cowok itu penting banget. Aku tahu masih banyak yang mau kuraih! Aku masih belum mencapai puncak kejayaan dalam karir. Nyentuh garis start aja belum. Ya udah ngapain nambah beban kehidupan dulu? Karir dululah! Atau kalau lebih realistisnya... Kuliah dululah! Aku nggak bilang kalau mau nikah harus sukses dulu, tapi kalau masih bisa ditahan kenapa nggak? Yaaa 24 laaah paling cepet, atau 26 setidaknya. Mungkin 27 udah agak telat kalo jaman sekarang (?), tapi ya setidaknya nggak 21 juga kaaaan?
Sebagai muslim (telan ludah) juga masih ada tanggung jawab berdakwah kan? Yaudahlah dakwah aja dulu ke orang lain sebanyak-banyaknya! Kalo udah tiba waktunya baru ntar fokus dakwahin yang di rumah ^^
CINTA?
C'mon seriously!!! Cintamu yang banyak itu bisa dibagi-bagikan dulu ke orang yang lebih membutuhkan lho! Banyak anak yatim piatu kurang dapat cinta dari sosok orang tua. Anak disabilitas.... Fakir miskin.... Korban bencana yang kehilangan harta benda..... Atau jangan jauh-jauh deh! Orang tua dulu disayang mumpung belum nikah (ups)... Sahabat-sahabat juga mumpung masih bisa ketemu... Orang-orang di sekitar... Teman-teman yang kadang punya masalah dan nggak tahu mau cerita ke siapa akhirnya nulis blog (eh)... Aku yakin mereka punya cukup cinta dan perhatian juga buatku, buatmu. Kenapa ya kok susah banget lihat gajah padahal udah nongkrong di pelupuk mata kita?
6. TAPI TAPIII.....
Anyway, like I said before, I'm still immature so this post isn't precisely correct and still debatable. Yeah I admit it. Sejujur-jujurnya aku nggak peduli rek kamu mau pacaran mau kenthu pranikah atau mau jungkir balik di kap mobil, bodo amat. It's your life, your choice! Aku cuma berharap adik perempuanku tercinta, jodohku yang masih dirahasiakan Allah swt., serta generasi anak-anakku nanti sadar bahwa ada yang lebih penting dari sekedar cinta-cintaan. Cinta tidak harus selalu menang (uhuk maho uhuk!). Dan aku percaya dalam hidup ini ada hal-hal yang lebih penting dari sekedar bahagia. Aku berharap orang-orang di sekitar mereka bisa mewujudkan pola pikir seperti itu. Setidaknya lingkungan menyupport.
Setidaknya............
Komentar
Posting Komentar