The Simpsons Movie

THE SIMPSONS MOVIE (2007)
Sutradara: David Silverman
Pengisi Suara: Dan Castallenata, Nancy Cartwright, Julie Kavner, Harry Shearer

Muncul pertama kali tahun 1989, Homer Simpsons dan keluarganya telah menjadi kartun dewasa favorit se-Amerika (bahkan dunia). Dan akhirnya pada tahun 2007 akhirnya acara TV ini naik ke layar lebar. Aku baru ngikutin Simpsons sejak 1--2 bulan yang lalu sih, tapi daya tariknya memang benar-benar kuat. Lalu ketika menonton versi filmnya apakah aku suka? Bodo amat denganku, langsung aja kita review filmnya!
The Simpsons versi TV saja sudah nyeleneh, baik dari segi cerita maupun visual. Hal ini tentu menjadi tantangan besar Matt Groening dan kawan-kawan dalam membangun kisah Simpsons di dunia film. Kesulitan ini dijawab dengan membangun skala masalah yang sangat besar. Homer tidak hanya harus meyakinkan anak-anaknya yang mulai membencinya, Marge yang mulai mempertanyakan cintanya, ataupun seluruh karaker dalam The Simpsons yang semua membencinya, tetapi juga melawan pemerintah AS dengan segala pasukan tentaranya. Meskipun besar dan masiv, tetapi tidak cukup unik terutama jika kita berekspektasi besar sebelum menonton.

Namun hal yang menarik dari film ini justru bukan pada ceritanya yang lucu-namun-menyentuh ataupun twist-nya yang tidak mudah ditebak (yang sudah jadi khas The Simpsons), tetapi betapa kuat karakter masing-masing tokoh yang memang sudah dibangun selama lebih dari 10 tahun. Maka dengan konflik yang hampir bisa ditemukan di banyak film layar lebar lainnya, The Simpsons masih mampu menghadirkan hal yang berbeda. Salah satu bagian favoritku adalah ketika konflik batin yang dialami Homer Simpsons sudah berada pada klimaks saat ia melihat rekaman video istri yang meninggalkannya, justru kita melihat hal tersebut dalam konteks komedi meski di satu sisi kita juga bisa merasakan betapa besar penyesalan yang ia akhirnya ia rasakan dan tekad untuk menyelesaikan masalah yang ada. Momen proses penyadaran dirinya juga cukup mind blowing. Dilatarbelakangi proses supranatural, Homer akhirnya mendapatkan jawaban atas masalahnya dengan cara spiritual. Hati dan pikirannya pun terbuka yang membuatnya mau kota Springfield, meski ia tetap menjadi dirinya sendiri. Hal ini diperkuat pada scene ketika Bart harus memilih Ned Flanders, sosok ayah yang ideal, serta Homer, ayah kandungnya sendiri. Homer mungkin tidak berubah menjadi bijak dan taat-beribadah seperti Flanders, tetapi ia tetap menjadi idola anaknya. Hal ini membuat kita sadar bahwa kehadiran karakter Homer yang bodoh, pemarah dan tidak ideal telah membawa perubahan positif terhadap penontonnya, bahkan setelah bertahun-tahun.
Di luar ceritanya, The Simpsons Movie menjadi pemuas jutaan fans-nya. Di filmnya kita bisa melihat banyak artis menjadi bintang tamu, mulai dari Green Day sampai Seth Rogan. Di samping itu kita hampir seluruh suara familiar pengisi suara karakter The Simpsons versi TV kini ikut di layar lebar, termasuk dengan kekonyolannya dan komedi kritis nan absurd-nya yang tiada akhir. Porsi mereka cukup banyak di film ini. Selain itu kita dimanjakan dengan visual animasi yang jauh berbeda dengan versi TV-nya, meski tetap tidak menghilangkan rasa dari The Simpsons itu sendiri. Dengan gubahan musik oleh Hans Zimmer dan adegan telanjang yang fenomenal, rasanya berdosa jika kita tidak puas setelah menonton filmnya. Secara umum satu setengah jam The Simpsons Movie bisa menjadi tontonan komedi yang menyegarkan dan sangat menghibur bagi siapapun.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog