Sweet-Cliche First Love

Pada suatu malam aku mendapatkan sebuah pertanyaan di ask.fm. Begini bunyinya:
'Siapa orang yang pertama kali kamu taksir? Coba jelaskan seperti apa orangnya.'
Dan inilah jawabanku......

Jadi dia adalah seorang cewek.....

Rambutnya hitam dan kayaknya halus, tapi nggak pernah aku belai sih. Begitu juga dengan kulitnya yg putih dan tampak bersih. Dia cantik, apalagi kalau tersenyum. Dia diem aja udah cantik apalagi kalau tersenyum buatku. Hehe...

Dia sering jalan sama teman2nya, bercanda bareng, jadi susah bagiku untuk mendekatinya. Setiap deket atau pas mau ngomong sama dia aku selalu gugup. Ah, dulu memang aku selalu gugup depan orang. Kalau sekarang masih, tetapi kadang-kadang aja....

Dia nggak terlalu feminin, tapi nggak terlalu tomboy juga. Seimbanglah pokoknya, tapi berkesan. Aku suka apapun yg dia kenakan. Bajunya.... Tasnya.... Gelangnya.... Anting-antingnya..... Aku suka banget merhatiin dia dari jauh. Kadang suka iseng ngafalin dia pulang naik apa, dijemput siapa, plat nomer kendarannya berapa dan hal-hal nggak penting lainnya. Udah kayak mau maling anak wkwkwk... :))

Setiap ada dia aku selalu berusaha berdiri/duduk dekat dia, kadang berharap dia merhatiin aku juga. Beberapa hal bodoh kulakukan untuk menarik perhatiannya, seperti pinjam pulpen, aktif di kelas, ngobrol dengan suara yang keras, dan lain lain. Aku pernah berbicara dengannya beberapa kali, tetapi sialnya kegugupan itu selalu datang makanya aku lebih suka memperhatikannya dari jauh. Kalau lagi sendirian aku suka mikir worth it nggak sih apa yg kurasain ini. Sopan nggak sih perasaanku ke dia? Aku bodoh nggak sih?

Rugikah aku merasakan hal seperti ini...?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut akhirnya terjawab.
Suatu hari seorang cowok mendekatinya. Bad boy. Pintar menarik perhatian cewek, termasuk dia. Semakin kesal aku ketika ternyata dia juga suka sama cowok tersebut. Yah tapi mau bagaimana, cowok itu lebih baik dariku... Kasihan juga sih sama dia bisa terperdaya oleh cinta monyet yang tidak jelas....

Yah tapi dari situ aku belajar banyak tentang kehidupan dan keinginan manusia yang tidak pernah jelas apa maunya. Dan dari situ juga aku belajar percaya bahwa Allah swt punya skenario cinta terbaik buatku, insyaallah, suatu hari nanti.
Aku percaya aku cuma perlu memantaskan diri dan...









...menjaga hati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog