Worthless, But.....
Ada masanya kita merasa benar-benar rendah dan tidak berharga.....
Bukan saja hidup yang terasa berat, tetapi diri ini pun rasanya tidak punya kelebihan apa-apa. Tidak berguna. Padahal kalau lihat orang lain sedang merasa tidak percaya diri kita masih bisa melihat bahwa itu hanya persepsi mereka saja, tetapi kalau diri ini yang jatuh kita jadi sadar bahwa ternyata 'sakit juga ya....' Diri ini tampak lemah sekali karena tidak mampu bangkit dengan cepat.
Kekuranganku dalam berkomunikasi dengan orang lain seringkali memperburuk keadaan ini. Dalam keadaan bahagia saja, aku tidak bisa menciptakan percakapan yang nyaman. Jangan berharap kalian akan tertawa lepas jika ngobrol denganku. Aku bukan tipe pelawak (dan bukan juga yang super handsome yang ngapain aja asik). Ngobrol sama aku itu kayak masuk pameran lukisan. Hening..... Serius..... Mellow...... Bukan berarti aku nggak bisa slenge'an ataupun guyonan, tapi memang kecenderungannya tidak seperti itu. Mungkin nggak asik bagi banyak orang, tapi mau bagaimana lagi? I really enjoy being myself. For me life is beautiful enough just like that.
Mungkin karena terlalu sering sendirian, jadi lupa caranya menikmati hidup bersama orang lain. Also, I start to trust nobody. Memang tidak ada orang yang sempurna dan mampu menyelesaikan semua masalah kita dalam sekejap. Tapi siapa sih yang setidaknya mau hadir ketika diri ini benar-benar butuh ditemani? Cowok mana.......
It sounds so gay to you?
Kalau cewek...... Cowok sama cewek kan harus jaga jarak? Jadi kalo bisa jangan.
Parents? Nope. Cara berpikir mereka beda banget sama aku. I've tried.
Chatting? Palsu! Aku bisa tertawa di Line, tapi kenyataannya tidak selalu demikian. It's also so weird.
Psikiater? Sejujur-jujurnya menurutku sangat tidak nyaman katharsis (curhat) sama mereka. Aku pernah. Rasanya seperti diinterogasi polisi yang ingin mencari tahu kita sebenarnya 'sakit' apa. Meskipun mereka cukup ramah dan sangat mau mendengarkan kita, tapi aku merasa seperti objek bukan subjek. Mungkin tidak boleh kugeneralisasi juga sih. Bagaimanapun ke psikiatri juga bayar sih jadi....... Ehem!
Jadi...... Siapa dong? Yap, tidak ada. Mungkin nanti ada keajaiban atau apa aku tidak tahu, tetapi secara logika tidak ada. Well, nggak apa-apa kok. Sudah biasa kayak gini. Biasanya bisa pulih entah bagaimana caranya.
Tapi mungkin agak lama.........
Bukan saja hidup yang terasa berat, tetapi diri ini pun rasanya tidak punya kelebihan apa-apa. Tidak berguna. Padahal kalau lihat orang lain sedang merasa tidak percaya diri kita masih bisa melihat bahwa itu hanya persepsi mereka saja, tetapi kalau diri ini yang jatuh kita jadi sadar bahwa ternyata 'sakit juga ya....' Diri ini tampak lemah sekali karena tidak mampu bangkit dengan cepat.
Kekuranganku dalam berkomunikasi dengan orang lain seringkali memperburuk keadaan ini. Dalam keadaan bahagia saja, aku tidak bisa menciptakan percakapan yang nyaman. Jangan berharap kalian akan tertawa lepas jika ngobrol denganku. Aku bukan tipe pelawak (dan bukan juga yang super handsome yang ngapain aja asik). Ngobrol sama aku itu kayak masuk pameran lukisan. Hening..... Serius..... Mellow...... Bukan berarti aku nggak bisa slenge'an ataupun guyonan, tapi memang kecenderungannya tidak seperti itu. Mungkin nggak asik bagi banyak orang, tapi mau bagaimana lagi? I really enjoy being myself. For me life is beautiful enough just like that.
Mungkin karena terlalu sering sendirian, jadi lupa caranya menikmati hidup bersama orang lain. Also, I start to trust nobody. Memang tidak ada orang yang sempurna dan mampu menyelesaikan semua masalah kita dalam sekejap. Tapi siapa sih yang setidaknya mau hadir ketika diri ini benar-benar butuh ditemani? Cowok mana.......
It sounds so gay to you?
Kalau cewek...... Cowok sama cewek kan harus jaga jarak? Jadi kalo bisa jangan.
Parents? Nope. Cara berpikir mereka beda banget sama aku. I've tried.
Chatting? Palsu! Aku bisa tertawa di Line, tapi kenyataannya tidak selalu demikian. It's also so weird.
Psikiater? Sejujur-jujurnya menurutku sangat tidak nyaman katharsis (curhat) sama mereka. Aku pernah. Rasanya seperti diinterogasi polisi yang ingin mencari tahu kita sebenarnya 'sakit' apa. Meskipun mereka cukup ramah dan sangat mau mendengarkan kita, tapi aku merasa seperti objek bukan subjek. Mungkin tidak boleh kugeneralisasi juga sih. Bagaimanapun ke psikiatri juga bayar sih jadi....... Ehem!
Jadi...... Siapa dong? Yap, tidak ada. Mungkin nanti ada keajaiban atau apa aku tidak tahu, tetapi secara logika tidak ada. Well, nggak apa-apa kok. Sudah biasa kayak gini. Biasanya bisa pulih entah bagaimana caranya.
Tapi mungkin agak lama.........
Komentar
Posting Komentar