The Jungle Book

THE JUNGLE BOOK
Sutradara: Jon Favreau
Pemain: Neel Sethi, Ben Kingsley, Bill Murray, Idris Elba
Tahun Rilis: 2016
Durasi: 1 jam 45 menit

Sudah lama ya aku tidak me-review film? Review film kali ini dan berikutnya mungkin agak berbeda dari review-review sebelumnya. Sistem ratingnya akan kuhilangkan karena toh seringkali terlalu subyektif dan menjebak. Juga jika sebelumnya aku membedakan bentuk review untuk film lokal dan film asing, maka kali ini tidak. Keduanya akan lebih bebas dan suka-suka sehingga (semoga) menjadi referensi yang lebih bisa dinikmati. Tapi bodo amat tulisan ini akan menghibur atau tidak, mari kita langsung review filmnya!
Aku belum pernah menonton Jungle Book (1967) versi animasi, jadi aku benar-benar menikmati film ini sebagai sebuah cerita yang baru. Jujur, kesan pertama setelah menonton film ini adalah 'seru' dan 'kurang lama'. Mari kita kupas satu-satu alasan tersebut.

Setelah akhirnya menonton animasinya (karena penasaran banget) aku bisa menyimpulkan beberapa perbedaan dari keduanya. Versi live-action kali ini memang lebih memberikan rasa adventurous yang menegangkan. Fokus cerita tertuju pada petualangan Mowgli yang harus menyusuri hutan sendirian demi menghindari serangan Shere Khan sang harimau. Mowgli pun terjebak bertemu hewan-hewan yang ingin mengambil keuntungan darinya. Belum lagi ia dipaksa oleh sahabatnya Bagheera si macan kumbang meninggalkan rumah serta keluarganya dari kecil dan harus tinggal di desa manusia. Berbagai ancaman berbahaya menemani hampir setiap perjalanan si mancub. Bahkan beberapa adegan menampilkan jump scare yang cukup membuatku terkaget-kaget. Cukup menyeramkan untuk sebuah film anak-anak. Hmm....

Ah, tidak juga! Justru aku merasa film ini cocok banget untuk dinikmati oleh anak-anak. The Jungle Book merupakan fabel modern yang cukup realistis. Hewan-hewan dan pemandangannya tampak sangat nyata. Plot filmnya pun sederhana namun tetap kokoh. Kemunculan Shere Khan, isu bunga api dan kemahiran Mowgli menggunakan trik untuk membuat alat-alat, keterikatannya pada kawanan serigala pada babak perkenalan diceritakan dengan rapi. Semuanya lalu diresolusikan secara jelas dan mantap pada sisa filmnya. Hal ini tentunya membuat penonton mudah paham dengan isi filmnya dan juga bisa terbangun sebuah ikatan emosi tersendiri.
Selain itu The Jungle Book pun memberikan beberapa pesan moral yang sangat pas untuk anak-anak. Keunikan Mowgli membuatnya sadar bahwa takdirnya berada di tangannya sendiri, sehingga tanpa perlu menemukan kawanan baru, ia mampu menghadapi masalah sambil menghargai kekuatannya sendiri. Namun selain itu ia harus menghormati tim serta keluarga yang selalu ada buatnya. Pesan ini menjadi penting karena tidak banyak film anak yang menyentil betapa pentingnya kerja tim, alih-alih menyelesaikan masalah sendirian, terutama dengan tokoh utama laki-laki. Tentu kita ingin anak kita paham bahwa ia tidak akan selalu berada di posisi atas, terutama jika menyangkut urusan feminisme. Para anak laki-laki harus paham bahwa perempuan dilindungi bukan karena tercipta lebih lemah, tetapi dengan kekuatan yang dipunya kita harus saling membantu antar sesama. Hal ini disinggung cukup tajam dalam film karena diakhir cerita (may contain spoiler) kawanan serigala yang kehilangan pemimpinnya digantikan oleh Raksha, ibu asuh Mowgli, yang merupakan seekor serigala betina. Tanpa bermaksud rasis pengisi suara Raksha sendiri, Lupita Nyong'o, adalah wanita berkulit hitam yang seringkali dianggap lebih rendah daripada orang kulit putih oleh para penganut rasisme (yang kini berangsur-angsur mulai ditinggalkan).

Terakhir aku mau bilang kalau aku sangat berharap The Jungle Book live-action ini ada sekuelnya. Pasalnya begitu banyak karakter menarik di film ini, tetapi Mowgli tidak sempat banyak "bermain" dengan mereka. Keceriaan Mowgli hanya ditunjukkan pada beberapa adegan saja, seperti pada saat latihan bersama anak-anak serigala ataupun saat bermain dengan Baloo si beruang yang pemalas. Momen musikal yang muncul pun menjadi tidak terlalu berguna selain untuk memuaskan kekangenan fans lama Jungle Book. Dua lagu saja yang muncul pada film ini, yaitu 'Bear Necessities' dan 'I Wanna Be Like You', yang mana naggung banget tiba-tiba ada lagu yang dinyanyikan padahal konsep filmnya bukan musikal. Apalagi ketika King Louie menyanyikan soundtrack terkenal dari Disney tersebut, kesan yang timbul justru menyeramkan. Bahkan monyet-monyetnya tidak ikut menari, seperti yang terjadi pada versi animasinya.
The Jungle Book: Film ringan yang seru dan cocok dinikmati anak-anak. Semakin menyenangkan karena tidak ada momen jatuh cinta cowok-cewek yang tidak perlu diperkenalkan terlalu dini. Bagi penggemar lama Jungle Book: Tenang saja! Film ini tidak akan meng-copas film lamanya bahkan akan memberikan petualangan yang sama sekali baru dengan karakter-karakter yang lebih matang dan tetap menarik untuk diikuti kisahnya. Just enjoy and take it as bare necessities~ The simple bare necessities~ 
*menyanyi sambil berjalan menjauh


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog