Room [Comment Section]

I'm glad I watched it on theater.....
ROOM membuatku kehabisan kata-kata sebelum menulis. Sangat pantas ia mendapatkan predikat sebagai nominator 'Best Picture' dalam ajang bergengsi Oscar. Bahkan bagiku lebih bagus dari nominator-nominator tahun lalu, seperti Whiplash, American Sniper, The Grand Budapest Hotel bahkan Birdman sekalipun. Aku tidak bisa membandingkannya dengan nominator tahun ini karena belum ada satupun yang kutonton filmnya.
Ceritanya yang unik meski terkesan mudah mampu membawa penonton ke sebuah dunia yang baru. Kesederhanaannya lalu dibalut dengan potongan-potongan kejadian yang tersusun rapi dan sangat alami. Sama sekali tidak ada kesan dibuat-buat. Dibantu oleh kepolosan Jack kecil yang sangat apa adanya, ROOM menjadi film yang lebih dari sekedar tontonan.

ROOM membuatku kembali menemukan makna menikmati sebuah film, yaitu experiencing. Tanpa paksaan, segala bentuk emosi Jack dan ibunya membuat mataku merah dan sesekali sesenggukan, yang di suatu saat bisa sangat ketakutan, khawatir, resah, sampai benar-benar bahagia. Akting yang..... sepertinya tadi bukan akting deh! Sampai detik ini saja aku masih merasa Jack adalah Jack. Bukan seorang anak kecil yang sedang berakting.
Sayang, ada sedikit kekurangan dari film ini, seperti beberapa dialog dibuat tidak terlalu "bermakna" dan bisa lebih natural lagi. Selain itu adegan penutup yang kurang greget membuatnya tidak sempurna, meski masih seindah tumpukan daun berserakan di musim gugur. Diluar itu, dengan dibalut oleh kamera, miss en scene dan (terutama) scoring yang indah, tidak lebay serta dengan penempatan yang tepat membuat ROOM menjadi salah satu film favoritku seumur hidup. Karena ini adalah film bergenre drama terbaik yang kutonton, maka ratingnya adalah......



RATING: 10/10

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog