Misterius [Short Review]

Judul: Misterius (2015)
Sutradara: M. Yusuf
Pemain: Elfritha Beliana, Sofia Adios, Lia Waode, M. Iqbal, Ayub Darjam
Sinopsis:
Arwah Sumiati menggentayangi kediaman Lestari dan dua anak remajanya, Wulan dan Agus. Sumiati yang bunuh diri setelah mengaborsi hasil perkawinan di luar nikahnya dengan Agus pun depresi, terutama karena Laras tidak pernah merestui hubungan mereka. Sumiati pun menarik arwah Agus ke dalam baka. Laras, Wulan dan seorang dukun kini mencoba untuk mengembalikan arwah Agus dan mengusir arwah jahat Sumiati. Akankah mereka selamat setelah mengusik kehidupan alam baka? Ada apa sebenarnya di balik kehidupan Sumiati yang misterus tersebut?
Awalnya takut mau nonton film ini sendirian, eh tapi ternyata aku tidak sendiri dalam studio biskop. Ada lebih dari 10-20an orang yang meluangkan waktu dan uangnya untuk menonton film yang memang trailer-nya sangat menjanjikan banget. Namun bagaimana dengan filmnya sendiri? Mari kita langsung aja review filmnya!

'Misterius' mungkin akan berkesan bagi para penikmat film horor. Pasalnya film ini mengusung cara menakut-nakuti yang baru. Pada film ini kita tidak akan menemukan jump scare dengan teriakan yang memekakkan telinga (meskipun scoring-nya tetap jump-out-of-nowhere). Tidak akan ada juga adegan kejar-kejaran yang bikin capek. Melainkan kita akan disuguhkan ritual tradisional yang mistik. Selain itu arwah yang bergentayangan pun lebih cerdas dan percaya diri dalam menakut-nakutin. Tanpa pamer wajah ataupun mengutak-atik perabotan rumah seperti anak jahil, mereka bisa membuat para tokoh maupun penonton merinding dan dibuat khawatir oleh kehadiran mereka. Meskipun cukup mirip 'Insidious 3' yang terakhir aku tonton, 'Misterius' mampu memberikan nuansa yang berbeda.

Sayangnya formula yang manis itu tidak diimbangi dengan aspek sinematik lainnya. Salah satunya adalah cara sutradara yang kurang mantap dalam menggabungkan 3 adegan yang berlangsung bersamaan dalam waktu yang berbeda. Aku suka dengan latar belakang kisah horor ini yang cukup logis dengan cara penyampaian yang memang tidak dipaksakan untuk masuk ke cerita, yaitu dengan menggunakan percakapan sang dukun dan ibu Laras. Sayangnya sang dukun tampaknya bukan tipe orang yang bisa menjelaskan dengan lugas. Selain itu ada beberapa pertanyaan yang tidak dijelaskan dalam film tersebut, seperti 'apa tugas sang dukun ketika Laras dan anaknya berpetualang', serta beberapa pertanyaan mengganggu lainnya yang membuatku lupa bahwa aku sedang berusaha untuk ditakut-takuti. Hal-hal tersebut membuat pertengahan film ini agak membosankan, apalagi karena formula horornya sendiri lebih tenang dan "misterius", sehingga memberikan penonton kesempatan besar untuk teralihkan perhatiannya.
Untungnya 'Misterius' menawarkan pemain-pemain baru yang bermain cukup terampil, kecuali pemeran Agus yang gagal ketakutan maupun menawarkan bumbu komedi, yang sebenarnya, sudah didukung oleh naskah yang bagus. Lagi, untungnya film ini berakhir dengan resolusi yang logis dan cukup menarik perhatian. 

Walaupun tidak sempurna, aku sangat menantikan film horor selanjutnya dari sutradara yang tampak punya potensi untuk berkarir di dunia horor ini, dengan syarat beliau harus mau belajar lagi tentang teknis perfilman itu sendiri. Meski pada akhirnya sudah tampak seram, bagaimanapun warna kuning untuk dinding rumah merupakan sebuah dosa dalam film horor. Hihihi....
[Klik gambar untuk menonton trailer]


RATING: 5,4



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog