Air Mata Surga | Review FIlm


Judul: Air Mata Surga (2015)
Sutradara: Hestu Saputra
Pemain: Dewi Sandra, Richard Kevin, Morgan Oey


Sinopsis:
Fisha adalah mahasiswi Jogja pasca-sarjana yang sedang menyelesaikan thesisnya. Ia disarankan menemui seorang doktor desainer di Jakarta bernama Fikri. Hubungan mahasiswi-dosen pembimbing tumbuh menjadi semakin dekat. Sayangnya hal itu tidak diketahui oleh Hamzah, sahabat sejak kecilnya Fisha yang mendadak mengirimkan surat yang berisikan perasaannya selama ini. Siapakah yang akan dipiliih Fisha? Akankah pilihannya benar dan membuatnya bahagia? Saksikan di bioskop-bioskop kesayangan anda!


Dengan mempercayai Hestu Saputra sang sutradara sekaligus orang di balik 'Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar' yang cukup laku tersebut, aku pun menyaksikan film AIS (Air Mata Surga) ini. Namun bagaimanakah filmnya? Mari kita langsung review aja!

Film dibuka dengan pengenalan karakter Fisha yang diperankan oleh Dewi Sandra dengan sangat baik. Fisha merupakan tipikal cewek di film-film Disney princess ataupun drama Korea yang ceria dan apa adanya. Morgan 'Smash' pun memerankan karakternya dengan sangat baik sebagai cowok "seni" keluaran pesantren yang kalem tapi slenge'an, serta sangat perhatian kepada sahabat masa kecilnya tersebut. Sayangnya cinta Hamzah ditepis oleh kedatangan Fikri, seorang desainer sukses asal ibu kota yang kaya, alim dan cool. Sisanya film yang diangkat dari novel ini membawakan karakter-karakter klise, seperti mertua yang jahat, nenek yang bijaksana, adik yang cerewet dan bermacam karakter lain yang membuat AIS terasa sangat manis. Sayangnya rasa yang sudah enak tersebut tidak diracik dengan cukup baik.

Seperti film saduran novel yang sudah-sudah, AIS pun membawakan ceritanya dengan sangat terburu-buru, terutama pada separuh akhir film. Pada awal film justru penonton akan merasa konflik tidak kunjung datang, padahal lingkungan dan suasana sudah dibangun dengan cukup baik. Pada akhirnya cara penceritaan asal-asalan, resolusi yang membosankan, flash back berlebihan dan berbagai logika film yang tidak matang membuat film ini menjadi tontonan yang tidak menghibur. Film AIS tidak hanya menimbulkan perasaan sedih, tetapi juga rasa kecewa dan jengkel karena penonton pulang tanpa membawa apa-apa.

Film ini cocok buat penonton yang suka melihat art directing yang bagus, teknis film yang cukup rapi, serta akting yang sangat mengagumkan. Namun jika mencari tontonan dengan kisah yang diceritakan dengan baik, film 'Air Mata Surga' sangat tidak disarankan. Bahkan saya pribadi sangat tidak menyarankan siapapun untuk menonton film ini. Penikmat film, terutama di Indonesia, pantas untuk mendapatkan lebih dari apa yang disajikan film ini.


RATING: 3.8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog