Gangster [Short Review]

gangster poster

Judul: Gangster (2015)
Sutradara: Fajar Nugros
Pemain: Hamish Daud, Nina Kozok, Agus Kuncoro, Dwi Sasono
Sinopsis:
Jamroni adalah anak desa yang pergi ke Jakarta untuk mencari teman kecilnya, Sari. Ia disuruh ayahnya seperti itu karena ternyata ia anak pungut dan Sarilah yang paling mengerti jati diri Jamroni.

Jamroni lalu bertemu dengan Retta yang sedang dikejar-kejar bodyguard ayahnya, Hastomo, karena kabur dari rumah. Retta mau dijodohkan ayahnya oleh anak seorang rekan bisnisnya, Amsar, karena berhutang budi. Karena tidak punya pekerjaan, Jamroni pun menjadi pengawal pribadi Retta yang disalahsangkakan sebagai pacar Retta. Setelah Amsar mengetahui hal tersebut, ia marah pada Hastomo dan menyewa pasukan untuk menyerang
Hastomo dan membunuh Jamroni.

Akankah Jamroni selamat dari kejaran pembunuh bayaran yang disewa Amsar dan Hastomo? Akankah ia bertemu Sari teman kecilnya atau malah jatuh cinta dengan cewek modern Retta? Lalu bagaimana pertarungan antar gangster Amsar dan Hastomo?
Saksikan semuanya di GANGSTER!


Yayan 1

Sebenarnya aku nggak suka film action. Kenapa? Karena film action hanya menjual pukul-pukulan yang bagus dengan alur cerita yang super klise dan, pastinya, membosankan. Aktingnya pun semua jadi sok keren. Ah, tapi bodo amat dengan selera filmku. Mari kita langsung aja review film ini! Shall we?

Entah di bioskopku aja atau film ini emang dibuka tanpa bumper, alias langsung masuk ke filmnya? Lalu scene pembukanya pun jelek banget dantaste-nya aneh. Sinematografinya aneh, pembangunan suasananya aneh, dialognya aneh, dll. Sewaktu itu aku berdoa: "Aduh udahlah nggak apa-apa ceritanya klise, setidaknya dieksekusi dengna baik supaya bisa dinikmati tontonannya". Untungnya kecanggungan film aksi ini mulai pulih setelah adegan di kandang sapi. Semua menjadi 'sedikit' lebih menarik.

Fajar Nugros

Film ini disutradari oleh Fajar Nugros. Bagi yang belum tahu, di industri film Indonesia Fajar telah menyutradarai film Cinta Brontosaurus, Refrain dan Cinta di Saku Celana. Itu semua film komedi dan romantis! Tidak cukup berhasil sih, tetapi film ini menurutku masih berjalan di jalurnya. Namun terkadang memang terasa bahwa action yang biasanya ada di film-film yang kita tonton tidak muncul secara utuh di film Gangster ini, meskipun koreografi bertarung dan karakterisasinya sudah cukup baik.

But.... Well, tidak mau panjang lebar film aksi ini tidak bisa terlalu dibanggakan. Aku pribadi lebih suka 'The Raid 2' yang katanya banyak nggak suka itu (karena tidak segreget 'The Raid' yang pertama). Tidak jelek memang, tetapi untuk selera penonton Indonesia yang sok ketinggian (pinginnya standar hollywood, tapi film romance-komedi-horor-porno masiiiiih aja ditonton) rasanya tidak cocok. Film ini tidak untuk direkomendasikan.

Melihat scene penutupnya, kayaknya GANGSTER ini mau dibikin sequelnya. Kalo saranku buat pak produser sih jangan terburu-buru antusias dulu. Lihat dulu seberapa sukses film ini di pasaran. Juga kalau bisa, cari sutradara yang memang antusias dengan film bergenre action supaya tidka terulang kesalahan yang sama. Filmnya jadi nanggung banget!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog