Another Trip to The Moon | Review Film

-

Judul: Menuju Rembulan a.k.a. Another Trip to The Moon (2015)
Sutradara: Ismail Basbeth
Pemain: Tara Basro, Ratu Anandita, Cornelio Sunny
Sinopsis:
A magical surrealist journey of Asa, daughter of a shaman, who confronts her own mother, fighting for her own life and freedom. (sumber: anothertriptothemoon.com)

Hmm.... Sampai hari ini aku nggak 100% ngerti film ini tentang apa. Hahaha... Aku cuma bisa menebak-nebak maksud dari sang sutradara, tetapi ah siapalah aku yang cuma seringkali sok tahu. Yah daripada nunggu aku paham filmnya, mending ktia langsung aja review filmnya. Yuk!

Sejujurnya sudah lama aku menantikan film denga gaya penceritaan seperti ini. Film yang diceritakan secara treatikal, dalam arti, tidak seperti kehidupan sehari-hari. Kalau sehari-hari kita melihat anjing sebagai hewan berbulu, kalau di film ini kita akan melihat hewan sebagai manusia yang memakai topeng. Hal tersebut dan masih banyak hal surrealis lainnya yang tentu punya maksud-maksud tertentu. Pengembangan konsep yang tampak matang membuat kita percaya untuk mengikuti film ini sampai akhir.

Menonton film 'Another Trip to The Moon' seakan memberikan pengalaman penontonnya memasuki dunia yang baru. Kita akan mengikuti petualangan Tara Basro sebagai 'Asa' yang, dengan segala kekurangannya, berusaha menjalani hidupnya di hutan belantara. Di sisi lain kita juga diajak untuk mengeksplor hal-hal baru pada beberapa setting pada film ini, serta merasakan sisi mana yang sebenarnya ingin diuluk oleh film ini. Selebihnya kita akan punya cerita yang bisa diceritakan ke orang lain, seperti layaknya dongeng yang secara bebas diteruskan generasi selanjutnya.

Sepertinya aku tidak bisa banyak komentar banyak tentang film yang "terlalu kiri". Seru sekali menonton film dari sutradara yang sama sebagai pembuat 'Mencari Hilal' yang mempunyai formula berbeda dengan film-film bioskop kebanyakan. Ismail Basbeth selanjutnya akan menyajikan film yang "pop banget" berjudul 'Talak 3'. Film yang menggaet Reza Rahadian, Vino G. Bastian dan Ladya Cintya Bella tersebut rencananya akan tayang tahun 2016 besok. Mari kita lihat seberapa bagus filmnya sekaligus respon penonton Indonesia terhadap film tersebut. Hehehe....

RATING: 8,4

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dilema Asian Value dan Human Rights | Opini

-
Dilema Asian Value dan Human Rights by ahn Tulisan ini didasari dari viralnya video kedatangan Pandji Pragiwaksono di Podcast Total Politik pada video Youtube yang berjudul 'Pandji Pragiwaksono Kaget Sama Jurus Andalan Prabowo?' Penulis resah dengan situasi Pemilu Presiden dan Wapres 2024 kemarin. Mengapa? Karena adanya praktik politik dinasti, yang menurut Arie Putra (host Total Politik), dianggap sebagai  'asian value' dan ' human rights'. Pada dasarnya, memang telah menjadi hak asasi bagi siapapun di Indonesia untuk maju menjadi pejabat politik. Namun tentunya, bukan itu yang menjadi perhatian Pandji ketika bertanya kepada Arie dan Budi (co-host Total Politik).  Politik dinasti tidak seharusnya terjadi ketika Joko Widodo sedang menjabat sebagai Presiden RI. Tidak seharusnya anaknya, Gibran, maju sebagai Walikota Solo, atau bahkan sampai menjadi Cawapres RI. Hal itu jelas tidak etis. Mengapa? Karena takut adanya konflik kepentingan. Apalagi jika hal ini dilaku...
Read more>>

Masa SMA 4: Malam Perpisahan | Blog

-
Kami harus mulai mempersiapkan diri untuk Ujian Nasional sejak semester 4. Aku sudah lama tidak mengikuti ekstrakulikuler karena ingin lebih fokus belajar. Apalagi karena aku merasa tertinggal dibandingkan teman-teman sekelas. Mayoritas dari mereka bahkan tidak mengikuti ekstrakulikuler apapun dan lebih memilih untuk belajar. Pelajaran favoritku waktu itu jelas Bahasa Indonesia. Namun, pelajaran Sosiologi juga cukup menarik perhatianku waktu itu. Kelas kami sendiri waktu itu otomatis masuk jurusan IPA.  Seperti biasa, aku buruk dalam pelajaran Olahraga. Aku selalu kelelahan saat berlari dan selalu sampai paling akhir. Suatu kali, aku tidak mengikuti pelajaran Olahraga dan menangis di pinggir lapangan. Waktu itu, aku merasa guruku tidak peduli denganku saking buruknya aku pada pelajaran tersebut. Padahal, pikiran tersebut hanyalah asumsiku sendiri. Aku juga merasa sangat kesulitan untuk mengikuti pelajaran Fisika dan Kimia. Aku sangat kesal karena di kelas guru-guruku mengajar terla...
Read more>>