Andika Hilman Pramudita

Aku merasa ingin dunia ini berhenti. Aku ingin berhenti dari pekerjaanku. Aku ingin menjadi freelance. Aku ingin pulang ke kampung halaman. Aku ingin menjalani kestabilan lagi. Kenapa nasib ini selalu berubah. Ceritanya berubah pada momen yang tidak menyenangkan. Ceritanya bukan hanya tidak menyenangkan, tetapi membingungkan. Mengapa mentalku dirusak.  Mengapa otakku dirusak. Mengapa hidupku dirusak. Mengapa aku harus menjalani semua ini. Apakah ini artinya aku diperhatikan? Apakah aku diminta untuk meminta?

Kemarin aku main DND. Ada satu orang yang, sepertinya newbie, dia roleplay-nya banyak sekali. Padahal one-shot malam itu berfokus pada combat. Dia juga berusaha memecah party. Roleplay berantem sama Si A, B, C, D. Dia pun tiba-tiba hilang di tengah permainan. Ada satu orang newbie lain yang sangat-sangat amatir. Strategi combatnya sangat aneh dan dia akhirnya mati berkali-kali, sampai harus dihidupkan berkali-kali oleh teman satu party-nya. Dia memilih serangan dengan damage rendah tanpa alasan yang spesifik.  Akhirnya, dia merasa frustasi dan tidak berguna. Untungnya dia masih mau bermain sampai akhir. Aneh sekali. Aneh sekali kedua orang ini. Aneh sekali pengalaman malam itu. Untungnya DM-nya normal, serta kedua player lainnya juga normal. Aku pribadi hanya berusaha sabar dan tidak mengatur-atur mereka. Aku biarkan mereka melakukan apapun yang mereka mau. Namun firasatku mengatakan bahwa keduanya memiliki pengalaman bermain yang tidak menyenangkan malam itu. Aneh. Aneh sekali. Sampai